Kendari (ANTARA News) - PT Jasa Raharja (JR) Sulawesi Tenggara (Sultra), menyerahkan bantuan bina lingkungan kepada Sekolah Dasar (SD) Islam Anawai Kecamatan Mandonga Kota Kendari sebesar Rp15 juta.

Bantuan bina lingkungan itu, diserahkan langsung oleh Kepala Kantor Cabang PT Jasa Raharja Sultra, Wanto Goenawan kepada Kepala SD Islam Anawai, Abdul Thalib, di Kendari, Rabu.

Wanto Goenawan, mengatakan, bantuan yang diberikan itu merupakan bentuk kepedulian pihak PT Jasa Jaharja kepada masyarakat yang diberikan dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

"Saya harap, bantuan yang kami berikan ini jangan dilihat dari berapa besar jumlahnya, tetapi harus dimaknai bahwa ini adalah bentuk kepedulian perusahaan kami terkadap kondisi fasilitas dan sarana pendidikan di sekolah ini yang perlu pembenahan," katanya.

Ia mengatakan, alasan pemberian bantuan di sekolah itu karena melihat kondisi fasilitas gedung sekolah itu sangat memprihatinkan, disana sini bocor dan lantai ruangan berlubang-lubang dan banyak terdapat debu.

"Saya sangat prihatin melihat kondisi sekolah ini, karena itu kami terpanggil untuk memberikan bantuan ala kadarnya. Bantuan ini, hanya untuk kebutuhan renovasi lantai ruang belajar, sehingga murid bisa belajar dengan kondisi lantai yang bersih," katanya.

Menurutnya, bantuan yang diberikan ini tidak hanya sampai disini, tetapi pada tahun-tahun berikutnya akan menjadi perhatian JR Sultra ketika mengucurkan bantuan bina lingkungan.

"Kalau tahun ini kita hanya bisa membantu untuk kebutuhan lantai, mudah-mudahan tahun selanjutnya, kita bisa membantu untuk perbaikan atap ruang belajar," katanya.

Kepala SD Islam Anawai Kendari, Abdul Thalib, mengatakan, pihaknya sangat berterimakasih kepada pihak Jasa Raharja Sultra yang memberikan perhatian dan bantuan terhadap sekolah itu.

"Kondisi sekolah kami sangat menperihatinkan, kalau hujan bocor, atap ruang belajar juga rentang ambruk, karena ruang belajar tiga unit ini sebelumnya adalah gedung tua berusia sekitar 20 tahun yang tidak digunakan," katanya. Karena desakan warga sekitar yang rata-rata adalah penduduk kurang mampu, menyuruh saya untuk membuka sekolah ini, sehingga pada tahun 2008 lalu, sekolah ini resmi berdiri dengan menggunakan gedung ala kadarnya," katanya menuturkan.

Kata dia, bangku yang digunakan saat ini adalah bangku pinjaman untuk kebutuhan siswa yang berjumlah 130 orang yang terdiri dari kelas I sampai kelas IV, sedangkan kelas lima dan kelas VI belum ada.

"Sebenarnya, selama ini kami sudah ajukan proposal permohonan bantuan kepada Pemerintah Kota Kendari melalui Dinas Pendidikan Kota Kendari, tetapi hingga saat ini belum ada tanggapan. Tetap kami tetap berjalan dengan kondisi apa adanya dengan dibantu enam orang guru," pungkasnya.(Ant).

Pewarta : Suparman
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024