Kendari (ANTARA News) - Tiga Artis cilik asli penduduk Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang memerankan film layar lebar berjudul "The Mirror Never Lies" memukau para penonton di daerah itu saat pemutaran film itu pada rangkaian Festival Film Lingkungan Internasional (FFLI) 2011.

Film yang menceritakan seluk beluk kehidupan Suku Bajo di Wakatobi itu merupakan hasil karya Kamila Andini, Putri Sutradara kenamaan di Tanah Air, Garin Nugroho.

Tiga artis cilik penduduk setempat itu yakni Gita Novelista, Eko dan Zainal, sementara artis yang tengah bersinar di tanah air adalah Atiqah Hasiholan berperan sebagai seorang ibu asli Bajo dan Reza Rahadian sebagai ayah.

Bupati Wakatobi Hugua mengatakan, pembuatan film dengan potret kehidupan masyarkat Bajo itu kini sudah mendapat pengakuan dunia, saat dirinya diudang ke Tokyo, Jepang dalam rangka menghadiri pemutaran film dukementer masalah lingkungan dari berbagai negara di dunia.

"Saya benar-benar bangga dan terharu saat pemutaran film hasil karya anak bangsa "The Mirror Never Lies" yang ditonton dan disaksikan ratusan bahkan ribuan pasang mata yang menyaksikan film tersebut," katanya.

Menurut Bupati, cerita dalam film itu sangat luar biasa karena memadukan antara aspek ekologi, edukasi, wisata dan budaya masyarakat Suku Bajo dalam memperlakukan alam.

"Tidak heran bila hasil karya anak bangsa yang mengambil lokasi di perkampungan masyarakat sukao Bajo itu kini dincar beberapa sutradara dan seniman dunia yang kini tertarik untuk membuat beberapa film, baik menyangkut keindahan alam bawa laut maupun kehidupan suku Bajo itu sendiri.

Hugua mengatakan, selain Sutradara kenamaan lain di tanah air sudah ikut berperan dalam film di Wakatobi seperti Mira Lesman dan Riri Reza, juga beberapa produsen film internasional, Vincent Moon, Justin Robertson dan Dave Arnol mengaku akan membuat beberap film di Wakatobi.

Produser film lingkungan internasional Vincent Moon asal Prancis misalnya, akan berencana untuk mebuat dua film di daerah itu.

"Setelah selesai festival ini, Vincent akan datang kembali ke Wakatobi, membuat dua film, kehidupan alam bawah laut dan budaya masyarakat Suku Bajo Wakatobi. Alam bawah laut Wakatobi, sangat menarik dan unik dibandingkan dengan alam bawah laut di berbagai belahan dunia lainnya," kata Hugua mengutif pernyataan Vincent.

Rangkaian FFLI 2011 yang berlangsung selama lima hari (26 hingga 30 Oktober 2011), film `The Mirror Never Lies` yang diproduksi Garin Nugroho bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Wakatobi itu, dinominasikan sebagai film lingkungan terbaik di empat Festival Film Internasional (FFLI).

Keempat FFLI yang menominasikan film dokumenter Wakatobi sebagai film terbaik tersebut masing-masing Busan Internasional Film Festival (Korea Selatan), Tokyo Internasional Film Festival (Jepang), Mumbai Internasional Film Festival (India) dan Kanada Internasional Film Festival (Kanada).

"Pesan yang disampaikan dalam film tersebut adalah bagaiman kita tetap mencintai lingkungan alam, karena alam merupakan sumber kehidupan," kata Hugua. (Ant).

Pewarta : Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024