Timika, (ANTARA News) - Juru bicara PT Freeport Indonesia, Ramdani Sirait membenarkan terjadinya aksi penembakan oleh gerombolan orang bersenjata tak dikenal di areal operasi perusahaan itu yang mengakibatkan tiga orang tewas, Jumat pagi.
Menurut Ramdani, berdasarkan laporan yang diterima dari pihak yang berwenang, penembakan terjadi di jalur akses di area dataran rendah, beberapa mil bagian utara dari lokasi penembakan pada 14 Oktober 2011.
"Laporan awal yang kami terima dari otoritas pemerintah mengindikasikan bahwa penembak tidak diketahui, mengakibatkan satu orang karyawan kontraktor dan dua orang non karyawan meninggal dunia serta satu orang non karyawan mengalami cidera," ujar Ramdani.
PT Freeport menyatakan sangat berduka atas meninggalnya salah seorang karyawan perusahaan kontraktor yang diketahui merupakan karyawan PT Kuala Pelabuhan Indonesia (KPI) maupun dua warga lainnya yang diketahui berprofesi sebagai pendulang tradisional.
Kejadian tersebut sedang diusut oleh aparat kepolisian.
Hingga Jumat siang belum diketahui identitas tiga korban tewas akibat penembakan oleh gerombolan orang bersenjata tersebut.
Jenazah tiga korban saat ini sudah dievakuasi ke Klinik Kuala Kencana.
Kapolres Mimika, AKBP Deny Edward Siregar yang dihubungi ANTARA di Timika, belum bisa memberikan tanggapan resmi terkait kejadian tersebut.
Pekan lalu, tiga karyawan PT Puri Fajar Mandiri tewas tertembak oleh gerombolan orang bersenjata di Mil 37 ruas jalan Tanggul Timur menuju Kampung Nayaro.
Tiga korban tewas dalam kejadian penembakan di Mil 37 ruas jalan Tanggul Timur pada Jumat (14/10) yaitu Yana Heryana, Iip Abdul Rohman dan Deden.
Aksi kekerasan berupa penembakan oleh orang tidak dikenal tak kunjung berhenti di areal PT Freeport semenjak Juli 2009.
Hingga saat ini tercatat 11 karyawan Freeport, aparat keamanan dan warga sipil lainnya meninggal dunia dan lebih dari 40 orang mengalami luka-luka.
Ironisnya, semua kejadian itu tak satupun mampu diungkap oleh aparat berwenang. Padahal jumlah aparat keamanan yang mengamankan areal Freeport terus ditambah.
Insiden penembakan oleh orang tak dikenal pada 14 Oktober dan Jumat pagi menambah rumit persoalan di PT Freeport. Pasalnya, saat ini ribuan karyawan perusahaan itu masih menggelar mogok kerja sejak 15 September.
Belum lagi ditambah kasus pemblokiran jalan, pembakaran kendaraan, pemotongan pipa konsentrat dan berbagai aksi sabotase yang lain. (Ant)
Menurut Ramdani, berdasarkan laporan yang diterima dari pihak yang berwenang, penembakan terjadi di jalur akses di area dataran rendah, beberapa mil bagian utara dari lokasi penembakan pada 14 Oktober 2011.
"Laporan awal yang kami terima dari otoritas pemerintah mengindikasikan bahwa penembak tidak diketahui, mengakibatkan satu orang karyawan kontraktor dan dua orang non karyawan meninggal dunia serta satu orang non karyawan mengalami cidera," ujar Ramdani.
PT Freeport menyatakan sangat berduka atas meninggalnya salah seorang karyawan perusahaan kontraktor yang diketahui merupakan karyawan PT Kuala Pelabuhan Indonesia (KPI) maupun dua warga lainnya yang diketahui berprofesi sebagai pendulang tradisional.
Kejadian tersebut sedang diusut oleh aparat kepolisian.
Hingga Jumat siang belum diketahui identitas tiga korban tewas akibat penembakan oleh gerombolan orang bersenjata tersebut.
Jenazah tiga korban saat ini sudah dievakuasi ke Klinik Kuala Kencana.
Kapolres Mimika, AKBP Deny Edward Siregar yang dihubungi ANTARA di Timika, belum bisa memberikan tanggapan resmi terkait kejadian tersebut.
Pekan lalu, tiga karyawan PT Puri Fajar Mandiri tewas tertembak oleh gerombolan orang bersenjata di Mil 37 ruas jalan Tanggul Timur menuju Kampung Nayaro.
Tiga korban tewas dalam kejadian penembakan di Mil 37 ruas jalan Tanggul Timur pada Jumat (14/10) yaitu Yana Heryana, Iip Abdul Rohman dan Deden.
Aksi kekerasan berupa penembakan oleh orang tidak dikenal tak kunjung berhenti di areal PT Freeport semenjak Juli 2009.
Hingga saat ini tercatat 11 karyawan Freeport, aparat keamanan dan warga sipil lainnya meninggal dunia dan lebih dari 40 orang mengalami luka-luka.
Ironisnya, semua kejadian itu tak satupun mampu diungkap oleh aparat berwenang. Padahal jumlah aparat keamanan yang mengamankan areal Freeport terus ditambah.
Insiden penembakan oleh orang tak dikenal pada 14 Oktober dan Jumat pagi menambah rumit persoalan di PT Freeport. Pasalnya, saat ini ribuan karyawan perusahaan itu masih menggelar mogok kerja sejak 15 September.
Belum lagi ditambah kasus pemblokiran jalan, pembakaran kendaraan, pemotongan pipa konsentrat dan berbagai aksi sabotase yang lain. (Ant)