Kendari (ANTARA News) - Kasus penyakit kusta di Sulawesi Tenggara masih menghantui warga masyarakat di 12 kabupaten kota se Sultra, bahkan penyakit kusta di Sultra berada diurutan ke-11 dari 33 provinsi di seluruh Tanah Air.
Kepala Puskesmas Plus Poasia Kota Kendari, dr H Djuradi Paddo di Kendari, Jumat mengatakan, selama lima tahun terakhir kasus penyakit kusta jumlahnya berfluktuasi.
"Semua kabupaten kota di Sultra masih ada ditemukan penderita kusta, dan jumlahnya justru mengalami peningkatan," katanya, saat ditemui usai dialog kesehatan di LPP RRI Kendari.
Ia mencontohkan, pada tahun 2007 misalnya, jumlah kasus penyakit kusta berjumlah 269 penderita, kemudian pada tahun 2008 dan 2009 terus meningkat masing-masing berjumlah 275 dan 294 penderita.
Kemudian pada tahun 2010 kasus penderita kusta justru menurun dengan jumlah 254 kasus dan pada tahun 2011 (Januari hingga September) jumlahnya menurun lagi hingga 192 penderita.
Menurut Djuriadi, dari 12 kabupaten kota di Sultra, semuanya ada ditemukan penderita kusta dan yang paling banyak terdapat di Kabupaten Buton yakni sebanyak 36 penderita, menyusul Kabupaten Kolaka dan Kota Baubau masing-masing 30 dan 28 penderita.
Sementara di Kota Kendari ditemukan sebanyak 21 kasus, Kabupaten Bombana 12 kasus, Wakatobi dan Konawe masing-masing 12 dan 11 penderita dan Kabaupaten Konawe Selatan, Kolaka Utara, Konawe Utara dan Buton Utara masing-masing 4 dan 6 penderita.
"Penyakit kusta memang sifatnya menular, tetapi bisa lebih cepat dimusnahkan bila si penderitanya cepat melapor dan melakukan pemeriksaan dan pengobatan ke dinas kesehatan terdekat," kata dr Djuriadi.
Hanya masalahnya, bila ada pasien sudah dinyatakan terjangkit penyakit kusta, lalu yang bersangkutan sudah segan dan tidak mau lagi datang berobat di rumah sakit karena merasa malu dan tersisi dengan kehidupan keluarga lainnya.
Padahal, seorang pasien yang terjangkit penyakit kusta itu tidak boleh diam apalagi malu untuk melakukan konsultasi dengan pihak dokter, karena biaya pengobatannya ditanggung pemerintah.(Ant).
Kepala Puskesmas Plus Poasia Kota Kendari, dr H Djuradi Paddo di Kendari, Jumat mengatakan, selama lima tahun terakhir kasus penyakit kusta jumlahnya berfluktuasi.
"Semua kabupaten kota di Sultra masih ada ditemukan penderita kusta, dan jumlahnya justru mengalami peningkatan," katanya, saat ditemui usai dialog kesehatan di LPP RRI Kendari.
Ia mencontohkan, pada tahun 2007 misalnya, jumlah kasus penyakit kusta berjumlah 269 penderita, kemudian pada tahun 2008 dan 2009 terus meningkat masing-masing berjumlah 275 dan 294 penderita.
Kemudian pada tahun 2010 kasus penderita kusta justru menurun dengan jumlah 254 kasus dan pada tahun 2011 (Januari hingga September) jumlahnya menurun lagi hingga 192 penderita.
Menurut Djuriadi, dari 12 kabupaten kota di Sultra, semuanya ada ditemukan penderita kusta dan yang paling banyak terdapat di Kabupaten Buton yakni sebanyak 36 penderita, menyusul Kabupaten Kolaka dan Kota Baubau masing-masing 30 dan 28 penderita.
Sementara di Kota Kendari ditemukan sebanyak 21 kasus, Kabupaten Bombana 12 kasus, Wakatobi dan Konawe masing-masing 12 dan 11 penderita dan Kabaupaten Konawe Selatan, Kolaka Utara, Konawe Utara dan Buton Utara masing-masing 4 dan 6 penderita.
"Penyakit kusta memang sifatnya menular, tetapi bisa lebih cepat dimusnahkan bila si penderitanya cepat melapor dan melakukan pemeriksaan dan pengobatan ke dinas kesehatan terdekat," kata dr Djuriadi.
Hanya masalahnya, bila ada pasien sudah dinyatakan terjangkit penyakit kusta, lalu yang bersangkutan sudah segan dan tidak mau lagi datang berobat di rumah sakit karena merasa malu dan tersisi dengan kehidupan keluarga lainnya.
Padahal, seorang pasien yang terjangkit penyakit kusta itu tidak boleh diam apalagi malu untuk melakukan konsultasi dengan pihak dokter, karena biaya pengobatannya ditanggung pemerintah.(Ant).