Baubau (ANTARA News) - Ali Mazi mantan Gubernur Sulawesi Tenggara periode 2002 - 2007, kembali sibuk menyosialisasikan dirinya untuk ikut pemilihan gubernur (Pilgub) yang akan digelar November 2011.
"Saya terpanggil mencalalonkan diri kembali jadi Gubernur Sultra periode 2013 - 2018, karena ingin melanjutkan berbagai program pembangunan, terutama pembangunan tugu persatuan yang ditelantarkan oleh Pemerintah Provinsi Sultra," kata Ali Mazi di Baubau, Selasa.
Pada Minggu (9/10) ia berosialisasi di Rumbia, ibu kota Kabupaten Bombana dan Selasa (11/10) bersosasiliasi di Kabupaten Buton dan Kota Baubau.
Menurut Ali Mazi, pembangunan Menara Persatuan di tengah Kota Kendari, sudah menyedot dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sultra, sekitar Rp60 miliar lebih.
Namun Menara Persatuan yang sudah menjadi icon Kota Kendari itu, tidak selesaikan pembangunannya oleh pemerintah provinsi Sultra sehingga dana APBD yang sudah dikeluarkan menjadi sia-sia.
"Kalau Menara Persatuan dirampungkan sesuai rencana awal pendirian tuguh tersebut, kawasan tersebut akan menjadi obyek wisata menarik di Kota Kendari dan bisa mengalirkan pendapatan asli daerah ke kas Pemerintah Provinsi Sultra jika dikelola secara profesional," katanya.
Selain melanjutkan program pembangunan tersebut, ia juga akan menertibkan izin-izin pertambangan nikel di daerah ini yang saat ini sudah sangat meresahkan masyarakat, akibat limbah dari aktivitas penambangan nikel yang tidak terkendali.
"Untuk menyejahterakan masyarakat Sultra, tidak perlu mengeruk sumber daya pertambangan, karena lahan yang ada di daerah ini rata-rata cokok untuk tanaman pertanian dan perkebunan," katanya.
Di belahan dunia kata dia tidak ada kawasan pertambangan yang dapat menyejehaterakan masyarakat di sekitanya.
Yang ada ujarnya, justeru penderitaan demi penderitaan akibat bencana alam yang timbul karena kerusakan alam yang sudah tidak terkendali lagi.
"Di mana-mana di belahan dunia ini, masyarakat di sekitar kawasan tambang, hanya menjadi korban dari dampak pengerukan sumber daya alam di sekitar mereka. Karena itu, di Sultra tidak perlu ada perusahaan tambang yang berlebihan," katanya.
Menurut Ali Mazi, masyarakat sejahtera hanya terdapat pada daerah-daerah yang memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang subur.
"Masyarakat Sultra hanya bisa disejahterakan dengan hasil pertanian dalam arti luas dan perkebunan. Karena memang lahan yang dimilikinya memungkinkan untuk pengembangan bidang usaha kedua sektor tersebut," katanya. (Ant).
"Saya terpanggil mencalalonkan diri kembali jadi Gubernur Sultra periode 2013 - 2018, karena ingin melanjutkan berbagai program pembangunan, terutama pembangunan tugu persatuan yang ditelantarkan oleh Pemerintah Provinsi Sultra," kata Ali Mazi di Baubau, Selasa.
Pada Minggu (9/10) ia berosialisasi di Rumbia, ibu kota Kabupaten Bombana dan Selasa (11/10) bersosasiliasi di Kabupaten Buton dan Kota Baubau.
Menurut Ali Mazi, pembangunan Menara Persatuan di tengah Kota Kendari, sudah menyedot dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sultra, sekitar Rp60 miliar lebih.
Namun Menara Persatuan yang sudah menjadi icon Kota Kendari itu, tidak selesaikan pembangunannya oleh pemerintah provinsi Sultra sehingga dana APBD yang sudah dikeluarkan menjadi sia-sia.
"Kalau Menara Persatuan dirampungkan sesuai rencana awal pendirian tuguh tersebut, kawasan tersebut akan menjadi obyek wisata menarik di Kota Kendari dan bisa mengalirkan pendapatan asli daerah ke kas Pemerintah Provinsi Sultra jika dikelola secara profesional," katanya.
Selain melanjutkan program pembangunan tersebut, ia juga akan menertibkan izin-izin pertambangan nikel di daerah ini yang saat ini sudah sangat meresahkan masyarakat, akibat limbah dari aktivitas penambangan nikel yang tidak terkendali.
"Untuk menyejahterakan masyarakat Sultra, tidak perlu mengeruk sumber daya pertambangan, karena lahan yang ada di daerah ini rata-rata cokok untuk tanaman pertanian dan perkebunan," katanya.
Di belahan dunia kata dia tidak ada kawasan pertambangan yang dapat menyejehaterakan masyarakat di sekitanya.
Yang ada ujarnya, justeru penderitaan demi penderitaan akibat bencana alam yang timbul karena kerusakan alam yang sudah tidak terkendali lagi.
"Di mana-mana di belahan dunia ini, masyarakat di sekitar kawasan tambang, hanya menjadi korban dari dampak pengerukan sumber daya alam di sekitar mereka. Karena itu, di Sultra tidak perlu ada perusahaan tambang yang berlebihan," katanya.
Menurut Ali Mazi, masyarakat sejahtera hanya terdapat pada daerah-daerah yang memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang subur.
"Masyarakat Sultra hanya bisa disejahterakan dengan hasil pertanian dalam arti luas dan perkebunan. Karena memang lahan yang dimilikinya memungkinkan untuk pengembangan bidang usaha kedua sektor tersebut," katanya. (Ant).