Kendari (ANTARA News) - Kalangan petani menyambut baik kenaikan harga gabah kering giling hingga mencapai Rp300.000 per kuintal atau 100 kilogram dari sebelumnya Rp285.000 di Kendari Sulawesi Tenggara.

"Petani, pedagang senang dan berharap pasaran gabah pada tingkat produsen karena sama-sama menikmati keuntungan," kata petani padi Surdayat (34) di Kendari, Sabtu.

Juli hingga Agustus 2011 lalu harga gabah pada tingkat produsen bertahan pada kisaran Rp285.000 per kuintal.

Kenaikan harga gabah Rp300.000 per kuintal, menurut Surdayat cukup untuk menutupi modal kerja berupa belanja pupuk, pengairan dan pemberantas hama.

Petani sawah lainnya, Made Astika (31) dari Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan mengharapkan pemerintah proaktif menjamin ketersediaan air dan menjaga stok pupuk.

"Sekarang sudah masuk musim kemarau. Kendala serius yang dihadapi petani sawah di sejumlah sentra produksi, khususnya di kecamatan Tinanggea, Lainea, Palangga dan Alangga Kabupaten Konawe Selatan adalah keterbatasan air," katanya.

Pengusaha penggilingan, Saharuddin mengatakan harga gabah Agustus 2011 melemah karena sedang berlangsung panen di sejumlah sentra produksi.

Namun memasuki awal Oktober harga gabah berangsur naik hingga mencapai Rp295.000 hingga Rp300.000 per kuintal.

Kenaikan harga gabah di sentra produksi dipicu turunnya produksi dan kualitas hasil panen yang kurang baik karena gangguan hama dan kebutuhan air yang terbatas.

"Bagi pengusaha penggilingan tidak ada masalah. Harga gabah naik penjualan beras ikut naik," katanya.

Kenaikan harga gabah hingga Rp300.000 per 100 kilogram mendorong kenaikan harga beras hingga Rp315.000/50 kilogram.* (Ant).

Pewarta : Sarjono
Editor :
Copyright © ANTARA 2024