Kendari (ANTARA News) - Sumber daya guru yang mengajar pada sekolah rintisan bertaraf internasional (RSBI) lingkup Kementrian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) perlu peningkatan agar memiliki pengetahuan, pengalaman dan skill yang handal.

Sekolah rintisan bertaraf internasional yang beroperasi sejak empat tahun lalu belum menunjukan kemajuan signifikan karena tidak didukung tenaga pengajar bertaraf internasional, kata Kepala Kantor Kemenag Sultra K.H Muhtar Bintang di Kendari, Senin.

Konsekwensi dari status sekolah internasional maka idealnya guru yang mengajar harus berwawasan internasional. Sejauh ini hanya sebatas impian karena hanya beberapa orang guru yang menguasai bahasa internasional atau bahasa Inggris," kata Muhdar.

Oleh karena itu, dibutuhkan terobosan dalam hal peningkatan sumber daya tenaga pengajar sehingga harapan mewujudkan sekolah bertaraf internasional menjadi kenyataan.

Terobosan pertama adalah membuka penerimaan guru dengan syarat utama mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris termasuk siswa/siswi yang diterima pun harus menjalani tes kecakapan berbahasa Inggris.

Selain sumber daya manusia yang diharapkan bertaraf internasional juga diperlukan dukungan sarana yang berkelas internasional.

"Saya awam soal kriteria sekolah bertaraf internasional tetapi yang ada dipikiran saya bahwa harus memiliki laboratorium praktek berbagai mata pelajaran sehingga setelah belajar teori di ruang kelas dapat dilanjutkan dengan praktik," katanya.

Namun demikian, Kemenag Sultra yang mendapat kepercayaan dari pemerintah pusat untuk membina dua RSBI setingkat Madrasyah Tsanawiah (M.Ts) terus berupaya mencari jalan keluar untuk meningkatkan kapasistas sekolah dimaksud.

Ketua komisi IV DPRD Sultra Yaudu Salam Ajo menilai RSBI butuh dukungan serius baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

"Ya, kalau masalahnya guru tidak bisa berbahasa Inggris maka harus diselenggarakan kursus gratis bagi para guru. Atau merekrut guru dengan prioritas bagi mereka yang menguasai bahasa asing, khususnya bahasa Inggris," kata Yaudu. (Ant).

Pewarta : Sarjono
Editor :
Copyright © ANTARA 2024