Kendari (ANTARA News) - `Karia` massal, tradisi mengislamkan anak gadis dalam tananan masyarakat Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, yang digelar Minggu, diikuti sekitar 4.000 peserta.

Bupati Wakatobi Hugua di Wangi-wangi, Ibu kota Kabupaten Wakatobi, Minggu, mengatakan, para gadis peserta `karia` tersebut diarak keliling kampung sebagai pemberitahuan kepada seluruh masyarakat bahwa mereka yang ikut `karia` telah dewasa dan secara utuh sudah memeluk agama Islam.

"Tradisi `karia` ini digelar masyarakat Wakatobi setiap selesai perayaan hari raya Idul Fitri atau Idul Adha," katanya.

Menurut Hugua, tradisi `karia` dalam tananan masyarakat Wakatobi merupakan perwujudan tanggung jawab setiap orangtua terhadap anak gadisnya dalam menentukan akidah putrinya, sebelum memasuki kehidupan rumah tangga atau menikah.

"Ketika putri-putri mereka menikah dengan menjadikan Islam sebagai akidahnya, maka para orang tua di Wakatobi merasa sudah menunaikan kewajibannya kepada para putrinya," katanya.

Hugua mengatakan, tradisi `karia` hanya diikuti anak perempuan karena dalam budaya masyarakat Wakatobi, perempuan merupakan penentu dari akidah anak-anak yang akan dilahirkan.

"Masyarakat Wakatobi melihat bahwa ketika seorang ibu berakidah Islam secara utuh, maka dipastikan anak-anak yang dilahirkannya akan berakidah Islam pula, minimal nilai-nilai moral Islam akan mewarnai jiwa dan kepribadian anak," katanya.

Karena memang, ujar Hugua, dalam tananan masyakarat Wakatobi, seorang ibu lebih dominan memberi warna bagi pembentukan moral dan karakter anak.

"Di dalam tatanan masyarakat Wakatobi, seorang ibu ibaratnya mahaguru bahkan dewa bagi seorang anak. Makanya, para perempuan Wakatobi harus menjalani prosesi `karia`, sebelum memasuki jenjang kehidupan rumah tangga," katanya.

Pemerintah Kabupaten Wakatobi sendiri kata dia, telah menjadikan tradisi `karia` tersebut sebagai event Festival Budaya yang digelar pada setiap bulan Agustus.

"Tradisi `karia` ini, sudah kita masuk dalam kalender wisata nasional, bersamaan dengan pagelaran tradisi-tradisi budaya lain, seperti Kabuenga, Bangka Mbulembule dan Duata," katanya. (Ant).

Pewarta : Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024