Kendari (ANTARA News) - Warga di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), saat ini kesulitan mendapatkan air bersih akibat musim kemarau yang melanda daerah itu.

Kondisi itu terdapat di Kecamatan Poleang Barat tepatnya di Desa Toari Bombana, untuk mendapatkan air bersih, warga harus menempuh jarak sampai tiga kilometer untuk mencari sumber air bersih.

Nadi, warga Desa Toari, Selasa, mengatakan, kondisi seperti ini sudah terjadi tiga bulan terakhir sejak daerah itu dilanda musim kemarau.

"Selama musim kemarau di daerah ini, sumber mata air menjadi berkurang, bahkan ada sumur warga yang kering," katanya.

Ia mengatakan, salah satu sumber air bersih yakni melalui ledeng yang dikelola secara swadaya oleh warga selama ini, debitnya sudah berkurang.

"Akibatnya, air yang dihasilkan atau yang bisa disalurkan ke warga sudah terbatas bahkan tidak bisa memenuhi kebutuhan warga. Sehingga warga harus mengambil alternatif lain untuk mencari sumber mata air bersih, meskipun jaraknya sangat jauh," tuturnya.

Lukman, warga lainnya mengatakan, untuk mendapatkan air bersih, maka dirinya harus menempuh jarak sekitar tiga sampai empat kilometer dari rumahnya dengan gerobak dorong.

"Itupun tempatnya bukan di perkampungan, tetapi di kawasan perkebunan warga," katanya.

Menurutnya, setiap pagi, dirinya harus cepat-cepat menuju sumber air bersih itu dengan membawa delapan unit jarigen berisi 40 liter, hal itu dilakukan minimal tiga kali dalam sehari.

Warga lain, Samsiar, mengatakan, untuk kebutuhan air bersih, maka dirinya menggunakan jasa warga yang sengaja menyediakan air bersih dengan berkeliling kampung menggunakan gerobak dorong.

"Kalau saya sendiri yang harus ke sumber air bersih, saya tidak memiliki waktu yang cukup, lagi pula saya tidak memiliki fasilitas untuk mengangkut air dari sumbernya ke rumah saya," pungkasnya. (Ant).

Pewarta : Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024