Membakar ladang memang sudah tradisi masyarakat kita dan kita pun tidak bisa sepenuhnya menyalahkan masyarakat, yang jelas jika itu karena membakar ladang tidak akan berlangsung lama
Putussibau, Kapuas Hulu (ANTARA) -
Wakil Bupati Kapuas Hulu Antonius L. Ain Pamero akan menghadiri undangan Presiden Joko Widodo ke Istana Presiden untuk membahas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Kalimantan Barat itu.
 
"Saya mewakili Pak Bupati akan menghadiri undangan Pak Presiden membahas karhutla, karena kita Kapuas Hulu urut dua terbanyak 'hotspot' (titik panas) di Kalbar," kata dia di Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Senin.
 
Dia mengatapakn pada Minggu (4/8) tercatat 43 titik panas di Kapuas Hulu. Jumlah itu, sebagai terbanyak kedua di Provinsi Kalimantan Barat setelah Kabupaten Ketapang.
 
Antonius menyatakan banyaknya jumlah titip panas itu hanya bersifat sementara karena memang terjadi pembakaran ladang masyarakat di Kapuas Hulu.
 
"Titik api yang ada itu karena masyarakat membakar ladang, karena sekarang musim membakar ladang, paling lama proses pembakaran ladang itu satu hingga dua jam, sifatnya sementara," kata dia.
 
Dia mengatakan masalah karhutla memang menjadi keprihatinan bersama semua pihak karena sudah mulai terlihat kabut, sedangkan jarak pandang yang relatif pendek tentu menghambat aktivitas dari sisi perekonomian.
 
Persoalan itu, kata dia, menjadi tanggung jawab bersama.

"Dan yang dipanggil Presiden itu tidak semua daerah, hanya daerah yang banyak 'hotspot'. Saya yakin Pak Presiden akan memberikan arahan terkait penanggulangan karhutla di daerah, karena memang tidak semua daerah diundang Presiden membahas karhutla, hanya daerah yang banyak titip api," kata Antonius.
 
Dia mengatakan untuk menanggulangi karhutla sebenarnya sudah ada beberapa langkah, salah satunya membentuk satgas karhutla.

Namun, ujar dia, kondisi wilayah Kapuas Hulu yang cukup luas, menjadi salah satu kendala penanggulangan karhutla, karena daerah setempat menghadapi minimnya sarana dan prasarana.
 
Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu sudah berkali-kali mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga wilayah setempat agar tidak terjadi karhutla.

Namun, katanya, memang saat ini daerah setempat memasuki musim membakar ladang.
 
"Membakar ladang memang sudah tradisi masyarakat kita dan kita pun tidak bisa sepenuhnya menyalahkan masyarakat, yang jelas jika itu karena membakar ladang tidak akan berlangsung lama," kata dia.
 
Dia mengajak masyarakat tetap menjaga lingkungan agar tidak terjadi karhutla setelah musim membakar ladang.
 
"Kondisi kita di Kapuas Hulu akan saya sampaikan di Istana, terutama luasan wilayah, minimnya sarana dan prasarana serta memang kondisi membakar lahan," ucap Antonius.
 
Selain Wakil Bupati Kapuas Hulu, dandim dan kapolres juga akan turut hadir ke Istana Presiden terkait dengan karhutla di Kapuas Hulu.

Baca juga: Polisi: jarak pandang di jalan mulai pendek dampak kabut asap
Baca juga: Polisi modifikasi kendaraan untuk sedot air padamkan karhutla
Baca juga: IAR Indonesia ikut padamkan karhutla di Ketapang, Kalbar

 

Pewarta: Teofilusianto Timotius
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019