Sebenarnya ada dua alat berat di Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara itu yang dikerahkan menangani musibah ini, tapi satu operator alat berat sudah minta izin hari ini tidak bisa kerja karena mau merayakan Idul Fitri,
Palu (ANTARA) - Musim hujan yang mengguyur sebagian besar wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) sejak beberapa hari terakhir, menyebabkan ruas jalan nasional antara Kota Luwuk, Kabupaten Banggai dan Baturube, Kabupaten Morowali Utara, tertutup longsor.

"Kendaraan darat menuju Baturube tidak bisa lewat sejak dua hari lalu karena ada tujuh titik longsor dan satu jembatan putus," kata Endhy, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ruas Batui-Baturube Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XIV yang dihubungi dari Palu, Selasa.

Menurut dia sampai saat ini baru dua titik longsor yang bisa tertangani sedang lima titik lainnya masih sedang diupayakan penggusuran.

"Sebenarnya ada dua alat berat di Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara itu yang dikerahkan menangani musibah ini, tapi satu operator alat berat sudah minta izin hari ini tidak bisa kerja karena mau merayakan Idul Fitri," ujar dia.

Ia mengaku kesulitan untuk mencari tenaga kerja guna menangani longsoran tersebut karena semua pada mudik merayakan lebaran.

"Namun kami berupaya keras supaya hari ini longsoran-longsoran itu bisa teratasi," tambahnya.

Selain jalan tertutup longsor, satu satu jembatan rangka baja di Sungai Mamansang Besar, Kecamatan Mamosalato, rusak di bagian operate (penghubung badan jalan dan jembatan) sehingga tidak bisa dilewati, namun sedang diupayakan penanganannya dengan memasang gelagar batang kelapa agar bisa dilewati kendaraan.

Warga yang ingin merayakan lebaran bersama keluarga di Baturube dan sekitarnya, saat ini terpaksa menggunakan kapal motor kecil dari Desa Kolo Bawah, Kecamatan Mamosalato ke Baturube.

                                                                              Banjir bandang

Selain jalan tertutup longsor, wilayah Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara di Kabupaten Morowali Utara itu juga dilanda banjir di berbagai tempat menyebabkan ratusan warga mengungsi di tempat yang aman.

Sejumlah rumah hanyut dan puluhan lainnya termasuk sekolah, puskesmas dan sarana umum lainnya tergenang air serta ratusan hektare sawah yang sedang panen tergenang air sejak empat hari terakhir.

"Beberapa petani menangis melihat sawah mereka rusak, padi yang sudah dipanen berikut pondok-pondok mereka lenyap dibawa air," ujar Robi Pasenga, seorang warga Desa Lemo, Kecamatan Bungku Utara yang dihubungi melalui telepon genggamnya.

Menurut dia, jalan darat dari Baturube ke Desa Lemo saat ini juga terputus total karena selain tergenang air sampai setinggi satu meter, beberapa titik juga tertutup longsor.

"Kami ini sudah terisolasi total sejak empat hari terakhir," ujarnya yang mengaku genangan air di dalam rumahnya sampai setinggi pinggangnya.

Sejauh ini tidak ada berita mengenai adanya korban jiwa, namun kerugian materi cukup besar karena beberapa rumah dilaporkan hanyut, areal sawah rusak, biji kakao yang disimpan warga juga tergenang air.

Bupati Morowali Utara Aptripel Tumimomor yang sedang mengunjungi lokasi jalan putus dan wilayah-wilayah yang terkena banjir tersebut belum bisa dihubungi karena tidak ada akses telekomunikasi.

Pewarta: Rolex Malaha
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019