Kuala Lumpur (ANTARA) - Ratusan warga negara Indonesia melakukan pencoblosan di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) di Jalan Tun Ismail, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu, yang berlangsung mulai pukul 08.00 waktu setempat.

Mereka terdiri atas pendukung pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut  01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Antusiame mereka memilih menambah ramai suasana tempat pemungutan suara (TPS) Pemilu 2019 di SIKL. 

Massa pendukung Prabowo-Sandiaga bergerombol di sisi kanan depan SIKL mulai pagi hingga siang hari. Sedangkan pendukung Jokowi-Makruf Amin berdiri di sisi kiri dengan membawa atribut, kaos dan poster.
Mereka meneriakan nama calon masing-masing sembari meneriakkan yel-yel serta bernyanyi-nyanyi.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, Mukhammad Farid Makruf sempat mendatangi massa dan menyampaikan agar tidak menimbulkan keributan karena berada di negara orang dan bisa dihentikan aktivitasnya oleh Polis Diraja Malaysia (PDRM).

"Lebih baik menahan diri agar tidak menimbulkan keributan daripada dilarang oleh polisi Malaysia dan tidak bisa beraktivitas," ujar Mukhammad Faried Makruf.

Antrean di TPS di SIKL panjang karena para pemilih yang sebagian besar merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) terdaftar sebagai Daftar Pemilih Khusus (DPK) yang baru boleh memilih satu jam sebelum penutupan TPS pada pukul 18.00 waktu setempat.

Untuk menghindari suasana memanas, KPU dan Bawaslu RI melalui PPLN dan Panwaslu RI kemudian mengizinkan para pemilih DPK menggunakan hak pilihnya setelah jam 12.00 tanpa menunggu satu jam sebelum pukul 18.00 waktu setempat.
Foto kombo sejumlah warga negara Indonesia menunjukkan jarinya yang telah dicelupkan tinta usai menggunakan hak suaranya di KBRI, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (14/4/2019). Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Krishnan K.U Hannan mengatakan sebanyak 80 sehingga 90 persen dari 1,5 juta WNI di seluruh Malaysia mengikuti Pemilu serentak 2019 lebih awal dari 17 April 2019 mendatang di Indonesia. ANTARA FOTO/Rafiuddin Abdul Rahman/wsj.

Situasi yang sama juga terjadi di Wisma Duta Jalan U Thant. Dubes RI di Kuala Lumpur Rusdi Kirana kemudian mengizinkan warga Indonesia yang beridentitas masuk ke Wisma Duta tanpa menunggu jadwal DPT satu jam sebelum penutupan sebagaimana dijadwalkan sebelumnya.

Sementara itu untuk mengantisipasi kebosanan massa di SIKL karena lama menunggu di bawah terik matahari, pihak SIKL kemudian memutarkan lagu-lagu Indonesia dengan pengeras suara yang diperdengarkan kepada pemilih.

Pemungutan suara metode ketiga dalam Pemilu 2019 di luar negeri tersebut juga diikuti oleh puluhan mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Petronas Perak yang datang ke SIKL dengan difasilitasi oleh mobil bus oleh kampus-nya dari Perak ke Kuala Lumpur.

Para pemilih datang ke SIKL dengan menggunakan belasan bus, kereta KTM dari Stasiun Putra sebelah SIKL dan menggunakan sepeda motor.
Baca juga: Pemilih berdatangan di Tiga TPS Kuala Lumpur
Baca juga: PPLN Kuala Lumpur buka 255 TPSLN
Baca juga: Bawaslu belum berniat laporkan foto hoaks Ketua Panwaslu Kuala Lumpur
Baca juga: Panwaslu Kuala Lumpur jelaskan kronologi kasus surat suara tercoblos

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019