Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Riset Nasional (DRN) Bambang Setiadi menginginkan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) dalam pemilihan umum (pemilu) 2019 untuk membangun manusia inovatif dan membangkitkan semangat kewirausahaan di universitas.

"Prinsip ekonomi lama berbasis lahan (land), pekerja (labor) dan modal (capital) pelan-pelan harus ditinggalkan, diubah dengan membangun manusia-manusia inovatif dan bersemangat kewirausahaan," ujar Bambang saat dihubungi ANTARA, Jakarta, Senin.

Bambang berharap presiden dan wakil presiden yang terpilih pada pemilu 2019 harus membuat langkah-langkah dan dorongan agar perguruan tinggi serta penelitian dan pengembangan adaptif dan terus beradaptasi dengan perubahan.

Dia juga mengharapkan pemimpin mendatang menjalankan dengan sebaik-baiknya penerapan otonomi perguruan tinggi sehingga universitas didorong untuk memperkuat kapasitas diri dan riset untuk melahirkan berbagai inovasi yang ditujukan pada kemandirian dan kemajuan bangsa.

Capres dan cawapres juga diharapkan untuk membuat undang-undang inovasi atau merevisi Undang-undang Nomor 18 Tahun 2002 dengan menambahkan inovasi di dalamnya dan menjadikan inovasi sebagai bab penting bukan hanya pasal dan bahkan judulnya menjadi Undang-undang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi.

"Yang penting juga dalam agenda-agenda sidang kabinet harus dimunculkan sidang-sidang yang terkait dan membahas secara mendalam tentang proses dan hasil inovasi," tuturnya.

Pada 17 Maret 2019, diadakan debat putaran ketiga antara cawapres nomor urut 1 Maruf Amin dan cawapres nomor urut 2 Sandiaga Salahuddin Uno.

Debat putaran ketiga itu mengangkat tema "Pendidikan, Ketenagakerjaan, Kesehatan, Sosial dan Budaya".

Pemilihan presiden dan wakil presiden 2019 diikuti dua pasangan calon, yaitu nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.*


Baca juga: YLKI sebut visi misi bidang kesehatan cawapres masih sektoral

Baca juga: Dipertanyakan, cawapres tidak singgung pengendalian tembakau


 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019