Islam sudah kita tahu "Rahmatan Lil Alamin". Jadi ini pekerjaan biadab yang tidak berprikemanusiaan
Mataram (ANTARA) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nusa Tenggara Barat, Prof Saiful Muslim, prihatin sekaligus mengutuk kejadian penembakan yang menimpa umat Islam di Selandia Baru.

"Selaku umat Islam tentu kita prihatin atas kejadian yang menimpa umat Islam, lebih-lebih disaat salat Jumat. Kami mengutuk keras pelaku-pelaku teror seperti ini," ujarnya, saat dihubungi melalui telepon di Mataram, Sabtu.

Muslim menyatakan, Islam tidak pernah mengajarkan perbuatan teror seperti itu. "Islam sudah kita tahu Rahmatan Lil Alamin. Jadi ini pekerjaan biadab yang tidak berprikemanusiaan," kata dia.

Untuk itu, ia mengimbau meski telah terjadi aksi teror itu, umat Islam di Indonesia, khususnya di NTB untuk tidak terpancing terhadap isu-isu provokatif yang ingin memecah belah Islam dan persatuan serta kesatuan bangsa.

"Umat Islam di Indonesia dan NTB khususnya sudah dewasa. Karena kita semua satu sama-sama mengutuk kejadian itu. Semoga tidak ada lagi yang meniru aksi-aksi semacam itu di negara ini," katanya.

Karena menurut dia, apa yang terjadi di Selandia Baru kemungkinan memiliki motif dan tujuan berbeda.

Mesjid di Christchurch, Selandia Baru, menjadi lokasi sasaran teror pada Jumat (15/3). Pelaku secara brutal menembaki jamaah shalat Jumat di masjid tersebut.

Sebelumnya Komisioner Kepolisian Selandia Baru, Mike Bush, dalam konferensi pers menyebut korban tewas dalam serangan teroris di dua masjid di Christchurch mencapai 49 orang. Adapun korban luka berjumlah lebih dari 20 orang, termasuk 2 WNI yang salah satunya dalam kondisi kritis.

Bush menjelaskan bahwa 41 orang tewas dalam penembakan di Mesjid Al Noor, Deans Ave, kemudian tujuh orang lainnya tewas di sebuah masjid di pinggiran Linwood dan satu orang tewas saat dirawat di rumah sakit

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019