Banda Aceh  (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, bulan Februari 2019 merupakan masa peralihan cuaca dari musim penghujan menuju kemarau di wilayah paling barat Indonesia, Aceh. 

"Memang kemarin sempat terjadi puting beliung di Bener Meriah, dan banjir di Aceh Tenggara. Tapi masa peralihan baru terjadi di bulan depan (Februari)," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blang Bintang, Aceh, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Jumat.

Hingga berakhir bulan Januari tahun ini, lanjut dia, pihaknya memprediksi di provinsi tersebut bakal dilanda cuaca panas dengan suhu udara maksimal rata-rata di siang hari sekitar 31 derajat Celcius. 

Bagi nelayan atau mereka yang menggunakan pelayaran di wilayah perairan, maka diminta untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi yang terjadi di Samudera Hindia bagian barat Aceh mencapai tiga meter.

Sedangkan wilayah perairan lain di provinsi itu, seperti Sabang-Banda Aceh, Utara-Timur Aceh, Barat-Selatan Aceh, dan Selat Malaka bagian utara ketinggian gelombang rerata 2,5 meter.

"Cuaca panas seperti saat ini berpotensi muncul angin kencang, dan cenderung terjadi puting beliung di suatu wilayah akibat tumbuhnya awan Cumulonimbus," katanya.

Bahkan di masa peralihan nanti, terang dia, bakal sering terjadi angin puting beliung ketika siang hari akibat awan Cumulonimbus, seperti tampak awan hitam di lapisan atmosfer yang sangat cepat perkembangannya.

Masa udara sekeliling awan Cumulonimbus menuju ke satu titik bertekanan lebih rendah, sehingga pergerakan masa udara ke satu titik tersebut akan memunculkan angin sangat kencang dengan pergerakan angin memutar.

"Kepada masyarakat, kami minta untuk hati-hati dengan tidak berteduh di bawah pohon, baliho, dan tidak berdiri di lapangan terbuka. Karena ada potensi petir, dan jatuhnya benda-benda yang disapu atau diterbangkan angin," kata Zakaria.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek pekan lalu melaporkan, delapan orang terluka akibat puting beliung menghantam sejumlah lapak berjualan di seputaran arena pacuan kuda di Lapangan Sengeda, Kabupaten Bener Meriah, Aceh.

"Korban jiwa, tidak ada. Tetapi delapan orang mengalami luka ringan, dan sedang yang terjadi di Desa Karang Rejo, Kecamatan Wih Pesan, Bener Meriah," katanya.  

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Bener Meriah Agus Ampera mengatakan, masyarakat setempat berkumpul di Lapangan Sengeda ketika pacuan kuda digelar demi ?memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-15 Bener Meriah.

"Saat acara HUT berlangsung sekitar pukul 13.55 WIB, tiba-tiba awan hitam Comulonimbus terbentuk dengan durasi 20 menit. Kemudian menimbulkan pusaran angin kencang membentuk corong puting beliung di Lapangan Sengeda," ujarnya.

Baca juga: BMKG: cuaca buruk masih bertahan di Aceh
Baca juga: Satelit deteksi lima titik panas di Aceh
 

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019