Jakarta (ANTARA News) - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno meminta pemerintah mewaspadai "genderuwo ekonomi, genderuwo ekonomi rente, genderuwo pangan dan genderuwo" yang membuat ekonomi negeri ini lemah dan tidak mandiri yang menggerogoti ekonomi Indonesia. 
     
"Saya tidak ingin berkomentar yang negatif tapi mungkin yang dimaksud pak presiden itu politisi atau politik 'genderuwo' itu yang berkaitan dengan ekonomi rente,  mafia ekonomi, mafia pangan atau mafia lainnya sebagai genderuwonya ekonomi," kata Sandiaga dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat.
     
Hal ini menggerogoti ekonomi tanah air, sehingga ekonomi kita lemah, tidak mandiri dan tergantung terhadap faktor eksternal. 
     
"Jadi 'genderuwo' ekonomi ini memang harus dienyahkan baik sebagai operator ekonomi yang bertindak sebagai genderuwo dan politisi yang  'back up'," kata pasangan capres, Prabowo Subianto.
     
"Genderuwo" ekonomi ini yang membuat harga- harga melangit, lapangan pekerjaan semakin sulit didapat. 
     
"Saya sependapat dengan Pak Jokowi, 'genderuwo'" ekonomi ini menjadi musuh bersama.  Kita  patahkan political genderuwo ekonomi dengan para politisi yang mendukungnya. Ini peringatan dari presiden,” kata Sandiaga.
     
Dia menambahkan, ciri ciri genderuwo, tidak terlihat tapi menakutkan dan merusak. "Genderuwo" senang berada di ruang gelap.  
     
“Kita ingin ekonomi yang sehat, transparan, tidak ada ruang gelap. Supaya para 'genderuwo' kabur,” jelasnya.
     
Menurut Sandiaga, dirinya dan Prabowo fokus pada perbaikan ekonomi Indonesia di tahun 2019 dengan penciptaan dan ketersediaan lapangan kerja serta harga-harga bahan kebutuhan pokok yang stabil dan terjangkau.

Baca juga: Penguatan rupiah tunjukkan fundamental ekonomi Indonesia solid
Baca juga: Puan katakan Indonesia menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020
Baca juga: Kata Ma'ruf Amin soal masa depan ekonomi syariah Indonesia

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018