Palu   (ANTARA News) - Kementerian Agama Kota Palu, Sulawesi Tengah, berencana mengusulkan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Agama agar aparatur sipil negara di bawah naungan kementerian tersebut sebagai korban gempa, likuifaksi dan tsunami bisa mendapat santunan.

"Kami sedang mendata aparatur sipil negara, untuk kemudian diusulkan kepada pemerintah pusat semoga bisa mendapat santunan," ucap Kepala Kemenag Kota Palu, Ma`sum Rumi, di ibu kota Provinsi Sulteng itu, Rabu.

Menurut Ma`sum Rumi, berdasarkan data dan informasi sementara terdapat sekitar 5 ASN di lingkungan Kementerian Agama Kota Palu yang telah meninggal dunia dalam peristiwa gempa disertai tsunami dan peristiwa likuifaksi tersebut.

Lima ASN itu ialah, seorang guru madrasyah, satu guru Agama Kristen, dua tenaga pendidik dan kependidikan di MIN  Kota Palu, serta seorang pengawas pendidikan Agama Islam.

"Keluarga korban telah kami berikan santunan ala kadarnya, atau santunan dari sekolah dan guru di sekolah. Namun tetap kami usulkan ke pemerintah pusat," ujar dia.

Kemenag Palu, urai dia, juga mendata rumah-rumah ASN di bawah naungan kementerian tersebut untuk diusulkan ke pemerintah pusat agar mendapat bantuan.

"Kami mendata rumah-rumah ASN di bawah naungan Kemenag Palu yang rusak berat, rusak ringan dan rusak total. Serta kendaraan yang rusak total dan ringan bahkan yang hilang," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan pendataan sekolah-sekolah di bawah naungan Kementerian Agama di Kota Palu untuk dilaporkan kepada pemerintah pusat.

 Baca juga: Kemenpora janjikan santunan atlet korban gempa Palu
Baca juga: Korban bencana yang eksodus tetap dapat bantuan

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018