Pembakaran bendera sebagai sebuah aktivitas simbolik tidak serta merta dapat dipahami anak-anak sebagaimana pemahaman orang dewasa
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menyayangkan pelibatan anak pada kejadian pembakaran bendera yang dilakukan salah satu organisasi masyarakat pada acara Hari Santri di Garut.

"Pembakaran bendera sebagai sebuah aktivitas simbolik tidak serta merta dapat dipahami anak-anak sebagaimana pemahaman orang dewasa," kata Kak Seto, panggilan akrabnya, dihubungi dari dari Jakarta, Rabu.

Kak Seto mengatakan dengan kebersahajaan pola pikir kanak-kanak, perilaku membakar bendera sedemikian rupa dapat memunculkan kebingungan pada anak.

Anak-anak dapat bertanya-tanya apa yang salah dengan bendera tersebut, mengapa bendera dibakar pada peristiwa tertentu, mengapa pihak tertentu membakar bendera dan apa tujuannya.

"Referensi utama anak-anak adalah keluarga, tempat pendidikan, kelompok pergaulan dan teman-teman sebaya. Karena itu, terdapat persoalan yang tidak ringan bagi seluruh pihak untuk membangun pemahaman utuh pada diri anak mengenai pembakaran tersebut," tuturnya.

Dalam ruang pemahaman yang vakum pada diri anak-anak, Kak Seto khawatir akan terisi pemahaman-pemahaman negatif bahkan berpeluang berisiko buruk bagi tumbuh kembang anak.

"Kami khawatir, aksi pembakaran tersebut sedemikian rupa terasosiasi dengan 'low politics' daripada 'high politics'. Aksi tersebut rentan dimaknakan sebagai permusuhan satu pihak ke pihak lain secara destruktif," katanya.

"Low politics", kata Kak Seto, tidak jauh dari permasalahan menang-kalah dan hitam-putih. LPAI tidak bersikap antipolitik, tetapi memilih "membuang muka" dari "low politics".

Sedangkan "high politics" berurusan dengan hajat hidup orang banyak dan hidup pada bahasan tentang bagaimana menyejahterakan warga bangsa, terutama anak-anak.

"LPAI menjaga jarak dari polemik tentang bendera dan ormas yang melakukan pembakaran. Meskipun kasus tersebut berkaitan dengan 'low 'politics', kami tetap berikhtiar menanganinya dengan pijakan 'high politics," jelasnya. ***4*** (T.D018)

Baca juga: Polisi ajak masyarakat bijaksana tanggapi pembakaran bendera
Baca juga: Polisi minta video pembakaran bendera beraksara Arab tidak disebar

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2018