Lhokseumawe  (ANTARA News) - BMKG menyebut, sirkulasi Eddy di Samudra Hindia dekat pulau Sumatera yang masih eksis menyebabkan frekuensi hujan masih terjadi di Provinsi Aceh dan sekitarnya hingga beberapa hari ke depan.

"Sirkulasi eddy menyebabkan tekanan udara rendah di wilayah Laut Cina Selatan, sehingga terjadi pembelokan angin yang mengakibatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Aceh," kata Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Malikussaleh, Febryanto, di Aceh, Sabtu.

Sirkulasi Eddy adalah sirkulasi di atmosfer  berupa pusaran angin dengan durasi harian, dan biasanya jika suatu daerah terdapat Eddy maka cenderung akan turun banyak hujan.

Menurut dia, dengan kondisi pusaran angin demikian potensi terjadinya hujan ringan dan sedang, khususnya di wilayah Lhokseumawe dan sejumlah wilayah di sekitarnya masih terjadi hingga tiga hari ke depan.

Apalagi, daerah Lhokseumawe, Aceh bagian utara dan sekitarnya akan memasuki musim hujan sehingga hujan akan lebih sering terjadi.

Oleh karena itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mewaspadai petir dan angin kencang karena musim hujan akan selalu berbarengan dengan potensi petir dan angin kecang.

"Kami harap masyarakat selalu waspada terhadap potensi yang dapat menyebabkan tumbangnya pohon, serta bahaya tanah longsor akibat tingginya tingkat kejenuhan air pada musim hujan," jelas prakirawan BMKG itu.

 
Baca juga: BMKG peringatkan waspada hujan disertai petir landa Jaksel dan Jaktim
Baca juga: Waspadai banjir akibat peningkatan curah hujan

 

Pewarta: Mukhlis
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018