Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memberikan bekal informasi tentang penanganan radikalisme dan terorisme di Indonesia kepada para diplomat.

Pembekalan diberikan langsung oleh Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius kepada para diplomat yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Fungsional  Sekolah Staf  dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri (Sesparlu) Angkatan ke-60 tahun 2018 di Jakarta, Kamis.

Deputi Direktur Sespalu Pusdiklat Kemlu Pof Yusuf Arifin mengatakan pengetahuan tentang masalah terorisme penting bagi peserta Sesparlu, termasuk apa yang telah dilakukan pemerintah Indonesia dalam menangani masalah itu.

Oleh karena itu, pihaknya mengundang Kepala BNPT untuk turut memberikan pemaparan di hadapan para diplomat senior tersebut, demikian dikutip dari siaran pers.

"Sehingga teman-teman peserta yang merupakan diplomat-diplomat senior ini memperoleh informasi terkini dan pada saatnya nanti ketika di perwakilan atau bertugas di mana pun di dunia mereka bisa menyampaikan dengan tepat apa yang telah dilakukan oleh Indonesia," ujar Yusuf.

Kepala BNPT Suhardi Alius mengatakan para diplomat yang merupakan representasi Republik Indonesia di luar negeri harus mengerti betul mengenai peta geopolitik bangsa Indonesia. 

Hal itu penting agar ketika ada masalah yang sedang dihadapi bangsa Indonesia para diplomat bisa ikut menjelaskan dan memperkuat posisi Indonesia, terutama terkait masalah penanganan ataupun penanggulangan radikalisme dan terorisme di Tanah Air, katanya.

"Mereka ini sebagai duta-duta Indonesia untuk menjadi menjadi mediator kita dengan dunia. Oleh sebab itu, harus punya frame yang cocok, yang pas tentang Indonesia," kata Suhardi.

Apalagi, kata mantan Sekretaris Utama Lemhannas ini, Indonesia akan menjadi salah satu anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

"Tentunya ini akan menjadi tugas yang sangat utama bagi kita dalam diplomasi. Dan salah satu isu yang dibahas, seperti disampaikan Ibu Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi), isu yang akan kita temukan adalah masalah terorisme. Untuk itu, para peserta ini kita bekali," ujar alumni Akpol tahun 1985 ini. .

Diklat Sesparlu gelombang III tahun 2018 diikuti sebanyak 19 orang terdiri atas 13 pria dan enam wanita. Para peserta merupakan diplomat yang telah memiliki pengalaman kerja lebih dari 15 tahun dan telah ditempatkan  setidaknya di dua perwakilan RI di luar negeri.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018