Kami sudah tidak tahu mau bilang apalagi. PLN seenaknya memadamkan aliran begini.
Bandarlampung, (ANTARA News) - Sejumlah warga di Bandarlampung kembali mengeluhkan pemadaman listrik di daerahnya karena mengganggu beragam aktivitas mereka.

"Kami sudah tidak tahu mau bilang apalagi. PLN seenaknya memadamkan aliran begini," kata Ivan, warga Labuhanratu, Kota Bandarlampung, Sabtu malam.

Ia mengatakan, saat ini sedang berkumpul dengan keluarga termasuk kakaknya yang datang berkunjung ke rumah orang tua mereka sambil membawa anak kecil. Sontak, anak itu menangis ketika melihat suasana gelap.

"Lagi ngobrol dengan kakak yang sudah berapa bulan gak ketemu sambil bermain dengan keponakan, tiba-tiba listrik padam. Keponakan langsung menangis karena takut. Untungnya ada ponsel yang memiliki senter. Untuk sementara bisa menerangi ruangan," kata dia.

Seorang pelajar di salah satu sekolah menengah pertama di Bandarlampung, M Yusuf pun mengaku terganggu dengan pemadaman listrik itu. Sebab, dirinya walau malam Minggu tetap belajar guna menyelesaikan tugas dari sekolah.

"Saya tadi sedang mengerjakan PR, tiba-tiba listrik padam. Jadi terganggu," kata dia, ketika bertemu di warung saat membeli lilin.

Dia pun mengaku kecewa dengan seringnya pemadaman listrik apalagi di malam hari karena sangat mengganggu.

"Tetapi pemadaman di Bandarlampung gak bisa diprediksi sih, kadang siang, kadang malam, terserah PLN sepertinya," kata dia.

Sementara itu, warga pun tidak mengetahui kapan adanya giliran pemadaman listrik karena tidak ada pemberitahuan.

"Saya selalu menghitung hari saja, misal hari ini tiga hari tidak padam, kemungkinan di daerah saya padam," kata Dodi, warga Kotasepang, Bandarlampung.

Dodi yang bekerja di malam hari sebagai terapis itu, ketika pulang melihat daerah yang dilalui jika terjadi pemadaman, maka kemungkinan di daerahnya tidak lama lagi mendapat giliran.

Dia menyarankan PLN memberikan pengumuman melalui saluran telepon seluler berupa pesan singkat jika akan dilakukan giliran pemadaman, karena jika melalui media cetak atau elektronik, tidak banyak warga yang membaca koran atau menonton TV lokal atau mendengarkan radio.*

Baca juga: Lampu jalanan kota Pekanbaru padam, gara-gara pemkot tunggak tagihan listrik Rp37 miliar

Baca juga: Warga Bengkulu keluhkan pemadaman listrik selama Ramadhan


 

Pewarta: Triono Subagyo
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018