Kita berusaha memangkas masa pembinaan yang selama ini biasanya mencapai 6-7 tahun, untuk bisa efektif dengan memperhatikan aspek mind, body and soul atlet,"
Kudus, Jawa Tengah (ANTARA News) - Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum ingin memangkas masa pembinaan kepada bibit-bibit pebulu tangkis binaan mereka menjadi lebih efektif agar siap untuk maju ke pentas nasional bahkan internasional.

Hal itu disampaikan Manajer Tim PB Djarum, Fung Permadi, dalam konferensi pers final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 hari kedua di GOR Jati, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu.

"Kita berusaha memangkas masa pembinaan yang selama ini biasanya mencapai 6-7 tahun, untuk bisa efektif dengan memperhatikan aspek mind, body and soul atlet," kata Fung.

"Itu harus komplet, tidak boleh ada kekurangan yang menonjol dari salah satu aspek," ujarnya menambahkan.

Dari penyaringan menyeluruh tersebut, sebanyak 65 pebulu tangkis muda lolos sebagai Grand Finalis ajang audisi tahunan yang berlangsung terbuka untuk umum sejak 2006 tersebut.

Jumlah tersebut merupakan hasil saringan dari 219 finalis yang telah berjibaku di fase final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 di Kudus sejak Jumat (7/9).

Selain memperketat proses penyaringan bibit-bibit muda, PB Djarum juga berusaha meningkatkan standard kualitas para pelatih mereka demi memuluskan upaya menghasilkan pebulu tangkis juara dunia.

"Saya berkewajiban untuk meningkatkan standard dan kualitas pelatih juga. Kita menjadi lebih selektif supaya pelatih berkesempatan menanamkan wawasan yang bisa dijadikan acuan-acuan pembelajaran," kata Fung.

"Secara kasat mata memang tidak ada perubahan tapi kami ingin lebih memperluas wawasan," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Utuh lewati hari pertama, finalis beasiswa bulutangkis Djarum bakal dipangkas separuh

Fung menegaskan bahwa PB Djarum kini berusaha untuk lebih memperhatikan aspek-aspek mendalam para bibit atlet yang ditemukan seperti mental dan semangat juang, ketimbang faktor eksternal seperti teknik dasar bulutangkis.

"Sebab hardware rata-rata sama di seluruh dunia, tapi software-nya beda," ujar Fung.

Hal itu dilakukan mengingat peminat dan bibit pebulu tangkis muda yang tertarik ambil bagian dalam audisi beasiswa bulutangkis Djarum selalu antusias, bahkan tahun 2018 ini dari delapan kota yang menggelar audisi lokal jumlah peserta mencapai 5.957 atlet usia dini.

"Intinya, tidak pernah kekurangan bibit. Tapi, bagaimana setelah disaring, membentuk dan mengembangkan atlet itu. Itu hal yang oaling krusial," pungkas Fung.

Pada Minggu (9/9) akan diumumkan sejumlah peserta yang lolos ke Tahap Karantina selama 10-15 September 2018 sebelum ditentukan atlet-atlet muda yang terpilih menerima beasiswa bulutangkis Djarum.

Baca juga: Masa puber, rintangan yang harus ditaklukkan atlet usia dini

Baca juga: Atlet pelatnas semangati finalis Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018