Kami membeli beras untuk dikirim ke Lombok dari kelompok petani binaan di Selokarto yang diberi nama Toko n'Deso.
Bandung, (ANTARA News) - Rumah Zakat juga mengirimkan kembali lima truk bantuan untuk Lombok, Nusa Tenggara Barat, bantuan yang dikirim berupa logistik kornet sekitar 30.000 kornet, kidsware, selimut, tikar, terpal, beras dan paket Siaga Pangan.

"Hari ini ada 20 ribu kornet yang kami kirimkan untuk saudara-saudara kami di Lombok, NTB. Sebelumnya kita sudah kirimkan kornet juga sekitar 10 ribu ke sana," kata Dewan Pembina Rumah Zakat Yayan Somantri di Bandung, Selasa.

Sebanyak empat truk bantuan Rumah Zakat dilepas langsung oleh Dewan Pembina Rumah Zakat, Yayan Somantri dari kantor Rumah Zakat Perwakilan Jawa Barat di Jalan Turangga No. 33 Kota Bandung.

Sementara satu truk bantuan lainnya diberangkatkan dari kantor Rumah Zakat Yogyakarta.

Truk bantuan ditargetkan sampai di Lombok pada hari Sabtu, 1 September 2018.

Yayan mengatakan semua bantuan tersebut berasal dari donatur dan mitra Rumah Zakat.

"Kebetulan, kebutuhan logistik dan pangan di Lombok saat ini memang sangat mendesak, sementara harga barang-barang tersebut di Lombok sudah sangat tinggi. Jadi, bantuan ini akan menjadi sangat bermanfaat di sana," kata Yayan.

"Kami berharap, dengan program rehabilitasi dan bantuan yang dikirimkan dapat membantu masyarakat Lombok untuk kembali bangkit dan segera bisa menjalani kehidupannya dengan mandiri dan berdaya," ujar Yayan.

Menurut dia, dalam memenuhi kebutuhan logistik dan pangan masyarakat Lombok, Rumah Zakat mengoptimalkan potensi di desa-desa binaannya yang disebut Desa Berdaya.

Seperti 6.000 kg beras yang dikirim ke Lombok pada hari ini ternyata beras berasal dari para petani binaan di Desa Berdaya Selokarto yang berada di Kecamatan Pecalungan, Batang, Jawa Tengah.

"Kami membeli beras untuk dikirim ke Lombok dari kelompok petani binaan di Selokarto yang diberi nama Toko n'Deso. Tujuannya agar warga binaan semakin berdaya sekaligus agar mereka turut merasakan menjadi bagian dari orang-orang peduli akan kebangkitan masyarakat Lombok," ujar Yayan.

Berdasarkan SK Gubernur Nusa Tenggara Barat No. 360-686 Tahun 2018 yang menetapkan Status Transisi Darurat ke Pemulihan dan Perbaikan Darurat Akibat Bencana Alam Gempa di Pulau Lombok dan Sumbawa selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak 26 Agustus 2018 sampai 26 Februari 2019, maka kini proses rehabilitasi dan rekonstruksi di Lombok pun dimulai.

Menanggapi keputusan ini, Rumah Zakat pun mulai memetakan bantuan yang diberikan ke arah pemulihan dan perbaikan kondisi Lombok.

Crisis Center Rumah Zakat, Andri Murdianto menambahkan pihaknya telah merancang enam program utama dimasa rehabilitasi ini, yaitu pembangunan shelter, pendirian sekolah darurat, dan pendirian masjid darurat.

Kemudian penyediaan layanan kesehatan dan armada kesehatan, pemberian dan pendampingan modal usaha untuk warga terdampak gempa dan juga penyediaan siaga pangan.

Saat ini, kata dia, program rehabilitasi dan rekonstruksi yang dirancang Rumah Zakat sudah mulai berjalan.

"Sekolah darurat sudah mulai beroperasi, begitupun dengan masjid darurat. Untuk shelter pun sudah mulai proses pembangunan, harapannya nanti setiap keluarga memiliki tempat tinggal sementara yang layak," kata Andri.*

 

Baca juga: Mendagri minta ASN NTB berikan pelayan terbaik

Baca juga: Mataram usul pencairan jaminan hidup bagi korban gempa

 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018