Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengajak semua masyarakat menjadikan Pemilu 2019 sebagai wahana yang mencerahkan sehingga perbedaan pilihan bukan berarti harus berseturu dan bersaing tidak berarti bermusuhan.

"Karena lawan politik bukan musuh yang harus dilenyapkan. Kita harus menempatkan persaingan sebagai seleksi demokrasi untuk menemukan pemimpin yang amanah dan dicintai oleh rakyat," kata Bambang Soesatyo atau Bamsoet dalam pidatonya di Sidang Bersama DPR-DPD RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.

Dia mengajak semua pimpinan partai politik, tokoh masyarakat dan seluruh elemen bangsa menjadikan Pemilu 2019 sebagai ajang adu program untuk mempercepat laju pembangunan agar pada usia 100 tahun kemerdekaan, Indonesia menjadi negara maju, modern, adil dan sejahtera, serta sejajar dengan bangsa-bangsa maju di dunia.

Menurut dia, dunia politik hari ini sudah masuk dalam era digital, era revolusi industri 4.0, yaitu salah satu produk populernya adalah media sosial yang membuat demokrasi tumbuh sangat dinamis, sehingga sering sangat sulit untuk dikendalikan.

"Karena itu, demi menjaga keteduhan politik, diperlukan kearifan dalam memanfaatkan media sosial, terutama terkait dengan isu-isu politik yang berbau SARA dan menyulut maraknya politik identitas," ujarnya.

Bambang menilai Indonesia tidak boleh membiarkan berkembangnya politik identitas yang dapat menyulut permusuhan serta mengancam persatuan dan keutuhan bangsa. 

Dia berharap jangan sampai karena berbeda haluan politik, tokoh agama sering kali dihujat, petinggi partai politik dicaci-maki, Presiden dan lembaga-lembaga negara sebagai simbol kedaulatan negara dilecehkan. 

"Ditambah lewat strategi politisasi agama yang berakibat menguatnya politik identitas, akibatnya kebinekaan kita dalam bahaya karena semua orang cenderung menyatakan diri merasa paling benar. Karena itu sudah saatnya kita harus berani mengatakan secara tegas selamat tinggal politik identitas," katanya.

Dia mengajak semua pihak memerkuat kembali sendi-sendi politik kebangsaan, yang memberi ruang dan penghormatan terhadap kebinnekaan dan menyuburkan kedamaian serta kebersamaan.

Hal itu menurut dia agar semua warga bangsa merasa  nyaman, hidup rukun dan bahagia dalam rumah besar Pancasila.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018