... tidak masuk akal, jika anaknya menggunakan narkoba keluarganya tidak tahu. Pasti yang akan tahu pertama adalah orangtua, dengan melihat berbagai perubahan-perubahan anak bersangkutan...
Mataram, NTB (ANTARA News) - Badan Narkotika Nasional Kota Mataram, NTB, menyebutkan, penggunaan narkoba di kalangan anak usia di bawah 18 tahun di Mataram pada semester pertama 2018 meningkat hingga 30 persen.

"Jika dibandingkan tahun 2017 pada bulan yang sama yakni Januari-Juni, kasus narkoba terhadap anak usia di bawah 18 tahun hanya 8 persen, tapi tahun 2018 ini meningkat menjadi 38 persen," kata Kepala BNNK Mataram, H Nur Rachmat, di Mataram, Selasa.

Dalam kegiatan konferensi pers terhadap capaian kinerja BNNK Mataram periode Januari-Juni 2018, ia menyebutkan kondisi itu terlihat dari jumlah klien yang ditangani BNNK Mataram di Klinik Pratama.

Jumlah klien yang ditangani selama Januari-Juni 2018 sebanyak 79 orang atau naik 43 persen dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2017.

Kenaikan kasus itu, bukan berarti menjadi preseden buruk, melainkan ini menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba yang semakin gencar dilakukan.

"Apalagi, rata-rata klien yang berobat dan direhabilitasi di Klinik Pratama BNNK Mataram datang secara sukarela," ujarnya.

Kenaikan penggunaan narkoba di kalangan anak-anak, kata dia, dipicu karena ada upaya para pengedar dan bandar narkoba untuk mencari sasaran baru terutama anak di bawah usia 18 tahun.

"Adapun anak-anak di bawah usia 18 tahun menjadi sasaran empuk, karena mereka cenderung memiliki rasa ingin tahu tinggi," katanya.

Terkait dengan itu, pihaknya mengimbau kepada para orangtua agar mampu terus membina komunikasi dan melindungi anak-anak, sebab keluarga merupakan benteng utama.

"Adalah tidak masuk akal, jika anaknya menggunakan narkoba keluarganya tidak tahu. Pasti yang akan tahu pertama adalah orangtua, dengan melihat berbagai perubahan-perubahan anak bersangkutan," lanjutnya.

Di sisi lain, untuk menjaring anak-anak di bawah 18 tahun yang terindikasi melakukan penyalahgunaan narkoba, BNNK Mataram telah bekerja sama dengan sekolah-sekolah baik tingkat SD maupun SMP untuk melakukan screening investigasi lapangan untuk mendeteksi dini pengguna narkoba di tingkat pelajar.

"Upaya itu merupakan upaya preventif dengan jemput bola ke sekolah-sekolah dan berkoordinasi dengan guru BP, dengan melihat berbagai perubahan perilaku terhadap siswa-siswa tertentu," kata dia. 

Apabila ada, maka anak bersangkutan akan diselidiki dan dirujuk untuk melakukan rehabilitasi agar bisa terkendali dari penyalahgunaan narkoba.

"Ketika petugas kami turun menyisir, petugas kita menggunakan pakaian biasa tanpa atribut BNN," ujarnya.

Dari hasil investigasi sementara, rokok dan minuman keras tradisional menjadi "pintu masuk" bagi anak-anak untuk menjadi pengguna dan banda narkoba. 

"Bahkan yang terindikasi menggunakan ganja dan shabu-shabu, mulai menggunakan karena awalnya mereka menjadi kurir dan saat mereka mengirim barang-barang tersebut mereka mencicipi," lanjutnya.

Karenanya, dalam upaya penanganan ke depan BNNK Mataram akan lebih masif dalam mencegah melalui pemberian informasi.

Anak-anak yang belum terpapar narkoba, harus mendapatkan informasi yang benar, jangan sampai keliru dalam mengedukasi diri melalui media-media yang belum pas buat mereka.

Pewarta: Nirkomala
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018