Bandung (ANTARA News) - Satu rumah milik Nadiman (60) di Gang Haji Safari RT.02 RW.07 Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung, jebol akibat banjir luapan Sungai Citepus yang terjadi pada Sabtu malam.

Nadiman menceritakan, sejak Sabtu sore wilayahnya diterjang hujan dengan intensitas tinggi. Selepas maghrib ia mendengar gemuruh air dari Sungai Citepus yang tepat berada di samping rumahnya.

Merasakan firasat buruk akan terjadi, ia bersama tiga orang keluarganya langsung bergegas menyelamatkan diri ke lantai dua. Firasat yang dirasakannya pun terbukti. Luapan sungai Citepus masuk ke dalam rumahnya dengan ketinggian mencapai dua meter.

Tak lama setelah itu, saat air mulai menyurut sekitar pukul 20.00 WIB tembok belakang yang berada persis di belakang sungai, jebol.

"Pas saya lagi di atas, saya dengan suara keras seperti ambuk. Eh pas dicek ke bawah ternyata tembok rumah saya yang jembol," kata dia saat ditemui dikediamannya, Minggu.

Seluruh perabotan rumah tangga seperti barang elektronik dan alat dapur raib terbawa arus akibat jebolnya tembok rumah. Kata dia, ia tidak bisa menyelamatkan barang-barang berharga miliknya, karena kondisi di lantai bawah sudah dipenuhi air.

"Kulkas, TV, Radio, alat dapur, meja makan semuanya terbawa arus. Yah gimana lagi biarin aja barang-barang saya habis, yang penting keluarga semua selamat," kata dia.

Menurutnya, banjir kali ini merupakan terbesar yang dialami olehnya. Meski masuk dalam daerah langganan banjir, namun ketinggian air pada Sabtu kemarin merupakan yang terbesar setelah puluhan tahun ia mendiami kawasan tersebut.

"Biasanya cuman beberapa centi, tapi sekarang masuk ke rumah sampai dua meter," kata dia.

Ia berharap pemerintah kota langsung bergerak memberikan bantuan terutama perbaikan tembok rumahnya. Nadiman khawatir, jika hujan kembali mengguyur, air di Sungai Citepus akan masuk ke dalam rumahnya melalui tembok yang menganga.

Nasib naas tak hanya dialami Ngadiman, warga lain di RT.01 dan RT.02 pun mengalami hal serupa. Banyak barang berharga yang tidak bisa diselamatkan.

Fitri (35) seorang warga RT.01 mengaku, banjir tersebut telah membuat seluruh barang dagangan di warungnya habis. Menurutnya, debit air yang masuk ke rumahnya tidak secara bertahap, namun langsung besar layaknya banjir bandang.

"Barang dagangan saya sudah habis, kang. Air masuknya cepet jadi saya langsung menyelamatkan diri," kata dia.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018