Malang (ANTARA News) - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Timur Emil Dardak mengakui keberadaan kedelai masih menjadi kendala bagi industri tempe dan olahannya (turunannya) karena sampai saat ini belum bisa swasembada.

"Tantangan terberat kita untuk mengembangkan industri tempe dan hasil olahannya memang masih terkendala dengan bahan bakunya, yakni kedelai karena kita belum mampu swasembada dan masih mengandalkan impor," kata Cawagub pasangan Khofifah Indar Parawansa itu saat mengunjungi sentra industri tempe Sanan Kota Malang, Jawa Timur, Selasa.

Ia mengatakan saat ini di Trenggalek sudah mengupayakan ada varietas kedelai baru yang lebih baik. Harapannya varietas baru tersebut produktivitasnya cukup bagus juga, sehingga ke depan industri tempe di Tanah Air tidak perlu lagi impor dengan skala besar.

Sementara itu, Emil yang didampingi sang instri Arumi Bachsin itu melihat langsung bagaimana pengolahan kedelai hingga proses pengemasan keripik tempe siap jual.

Sentra Industri Kripik Tempe Sanan saat ini mulai menggunakan bahan bakar biogas dari ratusan ekor ternak sapi di kawasan itu. "Gagasan pemanfaatan biogas ini biasa karena warga sekitar mulai memanfaatkan kotoran ternak mereka. Dan, pemanfaatan biogas untuk industri keripik tempe harus ditanggapi dan ditandaklanjuti dengan baik oleh pemerintah," ujarnya.

Pemerintah, lanjutnya, harus mendorong ada jaringan pipa-pipa untuk Sentra Industri Keripik Tempe Sanan. Ini memang kebijakan dari pemerintah kota, namun Pemprov Jatim pun juga harus terus mendorong upaya tersebut.

Selain mengunjungi industri tempe di Sanan, Emil Dardak juga bertemu dengan pedagang di Pasar Besar Malang (PBM). Emil yang diusung Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Nasdem, dan PPP itu juga dicurhati soal sepinya pengunjung.

"Memang banyak pedagang yang curhat soal kondisi pasar, namun ini kan kewenangan pemerintah kota (Pemkot). Kami berharap Wali Kota Malang nanti bisa melakukan pembenahan secara optimal," ujarnya.

Sementara itu, Cawagub lainnya, Puti Guntur Soekarno yang juga berada di Malang mengunjungi Uskup Gereja Katolik Keuskupan Malang Mgr Henricus Pidyarto Gunawan, O. Carm. Dalam kunjungannya itu, Puti menyampaikan pesan dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri kepada Mgr Henricus.

"Salam hormat saya untuk Ibu Megawati. Kami dari Gereja Katolik mendukung perjuangan beliau untuk menjaga Pancasila dan kerukunan umat beragama," kata Uskup Henricus.

Uskup Henricus Pidyarto juga menyampaikan Gereja Katolik di Keuskupan Malang terlibat aktif dalam upaya menjaga kerukunan hidup beragama. "Di sini, peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) sangat aktif. Setiap Jumat, kami ada pertemuan," ujarnya.

Dalam pertemuan selama sekitar 20 menit itu, Puti Guntur dan Uskup Henricus Pidyarto terlibat perbincangan ringan yang menyangkut berbagai aspek, seperti pemberdayaan pasar tradisional dan beberapa desa adat di Jawa Timur.

Usai bertemu Uskup malang, Puti melanjutkan kunjungannya di Kota Malang dengan "blusukan" di Pasar Oro-Oro Dowo. Di setiap kios pasar, Puti selalu melakukan tanya-jawab dengan para pedagang. Ia bertanya soal harga barang yang dijual, hingga berapa lama sang pedagang berjualan di pasar tersebut.

Selain berdialog, Puti yang didampingi Sekretaris DPD PDIP Jawa Timur Sri Untari itu juga berbelanja keperluan dapur, seperti sambal terasi, kelapa parut serta berbagai jenis sayuran hijau dan buah strawberi.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018