Jakarta (ANTARA News) - Pengembangan sistem tanam Jarwo Super yang dilaksanakan oleh BPTP Balitbangtan Sulawesi Tengah di Kabupaten Poso selama tahun 2017 mencapai puncaknya pada Senin (29/01), ditandai dengan panen raya di Desa Sa’atu, Kecamatan Poso Pesisir. 

Turut hadir pada acara itu unsur Pemerintah Daerah Kabupaten Poso dan Provinsi Sulawesi Tengah yakni wakil bupati Poso, kepala dinas tanaman pangan dan hortikultura Povinsi Sulteng, kepala dinas pertanian Kabupaten Poso, dandim 1307 Poso, kepala BPSB Provinsi Sulteng, kapolres, camat Poso Pesisir, kabid penyuluhan dan para petugas penyuluh Kabupaten Poso, Babinsa, kepala desa, kepala BPTP beserta penyuluh dan peneliti.

Kepala BPTP Balitbangtan Sulawesi Tengah, Dr. Andi Baso Lompengeng Ishak, S.Pt., MP., dalam sambutannya usai melakukan panen bersama menginbau petani sawah di Kabupaten Poso untuk meninggalkan pola tanam yang disebut sebagai HAKIKA (Hambur Kiri Kanan) dan beralih ke model penanaman padi yang lebih baik seperti Pola Tanam Jajar Legowo. 

Melalui penerapan teknologi Jarwo Super, sistem Tanam Pindah (Tapin) varietas Inpan 36 per hektare menghasilkan 9,2 ton, Mekongga menghasilkan 8,1 ton dan Impan 34 menghasilkan 7,1 ton per hektare.

Untuk sistem Tanam benih langsung (Tabela) varietas Mekongga, menghasilkan 8,9 ton per hektar. Tentunya teknologi ini sangat baik diterapkan untuk budidaya tanaman padi baik terhadap varietas yang telah disebutkan, maupun varietas lainnya.

Andi Baso mengatakan hasil implementasi teknologi di areal persawahan seluas 20 hektare di Desa Sa’atu mampu meningkatkan hasil panen mencapai 9,2 ton gabah kering panen (GKP) per hektare dibandingkan pencapaian rata-rata petani yang hanya maksimal 2,5 hingga 3 ton. 

“Dulu saya pakai pola tanam seperti yang dikatakan tadi HAKIKA itu, namun akhirnya ditawarkan teknologi ini oleh BPTP. Sempat ragu juga, namun tahun ini hasil panen per hektar itu bisa sampai 9,2 ton, dulu hanya mimpi kalau bisa dapat hasil panen seperti ini,” kata Viktor Tambing, Ketua Kelompok Tani UE Mangga’a Desa Sa’atu.

Dengan hasil panen yang meningkat tersebut, Viktor dan petani lainnya berharap kiranya BPTP Sulawesi Tengah tetap melakukan pendampingan dan pengawalan implementasi teknologi bukan hanya di Desa Sa’atu, tetapi juga di desa-desa lainnya di Kabupaten Poso.

Sementara itu, pencapaian hasil panel 9,2 ton per hektare dari penerapan Teknologi Jarwo Super yang dikawal oleh BPTP Sulteng juga mengejutkan Pemerintah Kabupaten Poso. 

Wakil Bupati Poso, Samsuri mengatakan bila teknologi itu bisa diaplikasikan di seluruh areal persawahan di Poso akan membuat daerah itu surplus beras. 

“Ini sangat mendongkrak produksi pertanian di daerah kita yang selama ini hasilnya memang sangat terbatas, rata-rata itu hanya 2,5 ton dulunya. Kalau ini terus dijadikan kebiasaan, maka hasil produksi gabah di daerah kita ini tidak akan pernah kekurangan bahkan akan jadi surplus di masa-masa yang akan datang” kata Samsuri. 

Peningkatan hasil Produksi pertanian dengan pemanfaatan teknologi seperti Jajar Legowo oleh BPTP Sulawesi Tengah diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Poso. 

Kegiatan Pengembangan Sistem Tanam Jarwo Super yang dilaksanakan oleh BPTP Sulawesi Tengah merupakan kegiatan kerjasama SMARTD Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).

Penerapan teknologi Jajar Legowo di Kabupaten Poso di implementasikan pada lahan sawah seluas 20 hektare milik para petani di kelompok tani Ue Mangga’a Desa Sa’atu Kecamatan Poso Pesisir. 

Pada luasan tersebut terdapat empat varietas padi yang ditanam yakni Mekongga (11 hektare), Inpari 30 (7 hektare), Inpari 34 (1 hektare) dan Inpari 36 (1 hektare). (ABLI)

Pewarta: Antara
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018