Kudus (ANTARA News) - Audisi umum yang digelar sejumlah Persatuan Bulu Tangkis di Indonesia seakan menjadi gerbang menemukan bibit-bibit muda pebulutangkis jempolan tanah air.

Robby Maulana (15) adalah salah satu benih muda yang dimaksud. Terhitung sudah tiga tahun dia bergabung di PB Djarum di Kudus. Bagi atlet asal Tasikmalaya itu, tahap audisi luar biasa menegangkan.  

"Audisinya langsung di GOR Djarum, Kudus ini, enggak di banyak kota  seperti sekarang. Waktu audisi sama teman satu klub di Tasikmalaya, hanya aku yang lolos, U13. Waktu audisi ini memang pertama kali, rasanya tegang," ujar dia kepada ANTARA News di GOR Djarum, Jati, Kudus, belum lama ini.

Robby yang baru kali pertama mengikuti audisi beasiswa sampai saat ini mengaku tak percaya bisa lolos. Dulu, dia sempat tak percaya diri pada kemampuannya memainkan raket dan kok.

Tahapan audisi saat itu memang tak mudah. Peserta pertama-tama harus menjalani masa screening. Di sanalah tim PB Djarum menilik teknik dasar permainan bulu tangkis setiap peserta.

Jika lolos tahap itu, peserta akan menjalani sejumlah babak turnamen dan berakhir di babak karantina. Saat itulah nasib peserta lolos beasiswa atau tidak ditentukan. 

"Sampai sekarang masih enggak percaya bisa lolos karena waktu itu persiapannya kurang banget. Aku ke sini hanya mengetes, bisa enggak. Mikirnya kalau lolos Alhamdullillah kalau belum ya mungkin karena kurang persiapan," tutur dia.

Dia mengaku biasanya latihan empat kali dalam seminggu. Namun khusus untuk audisi, dia rela menjalani setiap hari latihan baik ada maupun tidak ada pelatih di sisinya.

"Memang agak kurang percaya diri, saingannya bagus-bagus. Tahap ketiga cukup sulit, lawannya berat. Aku latihan kadang sendiri kadang sama pelatih, setiap hari," kata siswa kelas 10 itu.

Setelah peserta dinyatakan lolos dalam tahap karantina, mereka akan tinggal bersama dalam asrama untuk mendapatkan pelatihan di PB Djarum.

Bagaimana kehidupan di asrama? Pernah terkendala bahasa misalnya? 
Kadang bingung mereka ngomong apa. Pelatih juga kan suka ngomong bahasa Jawa, jadi suka nanya. Pelatih pertama di Djarum itu Mas Anjib Kurniawan. Sama rekan-rekan di sini enggak ada yang kenal. Teman baru semua.


Bagaimana latihan di sini?

Pertama ikut latihan di sini, berbeda banget dari sebelumnya, lebih berat. Dari mulai lari, latihan kelincahan, lebih lengkap dari sebelumnya waktu di Tasikmalaya.

Dalam sehari bisa dua kali latihan. Pagi dari jam 7 sampa jam 9 pagi. Lalu sore, jam 3 sampai jam 6.
Seminggu pertama latihan kayaknya enggak enak banget. Malah pengen nangis. Sempat pengen pulang. Tapi orang tua menyemangati terus.


Sejauh ini sudah ikut turnamen apa saja?
Di Surabaya, turnamen premiere, waktu itu hanya masuk 8 besar. Di Banjarmasin, semifinal. Di Manado, final.

Tipe permainanmu seperti apa?
Lebih ke menyerang.


Suka bulu tangkis sejak kapan?
Waktu kelas 2 dan 3 SD suka ikut papa main bulu tangkis. Terus ikut klub.


Siapa pebulutangkis idolamu?
Anthony Ginting, ingin niru pergerakan kakinya yang cepat, Ihsan Maulana untuk pukulannya-pukulannya. 


Target ke depan apa?
Ikut turnamen dunia. Sekarang permainan lebih bagus. Enggak tegang. Atur napas, melepaskan stres dengan berteriak. Sekarang mematangkan pukulan netting.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017