Meulaboh, Aceh (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi lima titik panas dalam dua kecamatan Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, yang beresiko terhadap peningkatan perluasan lahan gambut yang terbakar.

Petugas BMKG Meulaboh-Nagan Raya, Angga Yudha, yang dihubungi dari Meulaboh, Senin, mengatakan, tiga titik panas itu berada di Kecamatan Johan Pahlawan dan dua titik di Suak Puntong, Kecamatan Meureubo.

"Berdasar pangkalan satelit Terra dan Aqua itu ditemukan lima titik di wilayah Aceh Barat dan satu titik di Kabupaten Nagan Raya. Akan ada kemungkinan titik panas berkurang melihat potensi anggin lumayan kalem dan suhu cuaca juga sudah menurun,"sebutnya.

Badan Penangulangan Bencana Daerah Aceh Barat mencatat ditemukan lahan gambut yang terbakar pada enam kecamatan dengan luasan mencapai 64 Hektare, BMKG hanya mendeteksi lima titik panas pada dua kecamatan daerah setempat.

Yudha menerangkan, kondisi tersebut benar adanya, sebab sensor Terra dan Aqua digunakan BMKG tidak sebagus satelit National Oceanic and Atmosphiric Administration, walaupun tingkat keakuratan lebih unggul Terra dan Aqua.

Satelit Terra dan Aqua yang digunakan BMKG tidak memantau semua titik panas pada lahan kecil ataupun ada aktivitas pembakaran yang menimbulkan asap, sementara satelit NOAA bisa mendeteksi kejadian pembakaran hingga lahan-lahan kecil.

"Untuk satelit ada banyak, selternya banyak resolusinya, kalau resolusinya tinggi atau dibagusin pasti dapat banyak. Satelit NOAA punya Amerika itu lebih bagus, kalau pakai NOAA itu saya bisa pantau sekitar delapan titik panas di Aceh Barat saja," katanya.

Lebih lanjut dijelaskan, keberadaan titik panas dapat hilang timbul dalam waktu singkat, tergantung topografi yang terbakar, luasan lahan terbakar serta faktor suhu udara dan kecepatan anggin berpenggaruh terhadap penyebaran hotspot dalam satu wilayah.

Dia bilang, berdasar prakiraan cuaca yang terpantau pihaknya, suhu udara di wilayah Aceh Barat sudah berkisar 33-34 derajat Celcius, tiupan anggin juga sudah berangsur nomal sehingga ada kemungkinan terjadi pengurangan titik panas di daerah setempat.

Walaupun demikian, BMKG tetap meminta masyarakat tidak lagi melakukan pembakaran di lahan kosong maupun perkebunan karena potensi curah hujan masih sangat jauh, cuaca panas terik masih melanda wilayah kerjanya tersebut.

"Walaupun ada kemungkinan terjadi pengurangan hotspot itu belum tentu bisa menghilangkan penyebaran api. Butuh kerjasama masyarakat agar tidak lagi melakukan pembakaran lahan,"katanya menambahkan.

Dalam sepekan terakhir wilayah Aceh Barat dilanda bencana kebakaran lahan gambut yang berdampak terhadap polusi udara, kabut asap menyelimuti wilayah Meulaboh bahkan hingga mengganggu aktivitas pengguna jalan dan sekolah di Suak Raya lintas nasional Meulaboh-Banda Aceh.

Pewarta: Anwar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017