Jayapura (ANTARA News) - 24 mahasiswa yang bersembunyi di suatu tempat di Kabupaten Keerom, wilayah perbatasan Indonesia - Papua Nugini (PNG) sesaat setelah insiden Abepura 16 Maret lalu, dikabarkan telah melarikan diri dari tempat persembunyiannya. Kapolres Keerom Kompol Roberth Kennedy kepada ANTARA hari Rabu mengaku menerima laporan tentang menghilangnya 24 mahasiswa dari tempat persembunyiannya itu dari masyarakat yang berada di sekitar tempat persembunyian. "Kami sudah mengecek ke lapangan dan memang mereka sudah melarikan diri lagi, kini tidak diketahui keberadaannya," ungkap Kompol Kennedy. Diakui oleh Kompol Kennedy, beberapa waktu lalu Muspida setempat telah melakukan pertemuan dengan utusan para mahasiswa yang melarikan diri dari Abepura itu dan mereka menyatakan tidak berani kembali ke kampus. Dalam pertemuan tersebut, Polri menyatakan memberikan jaminan keamanan terhadap mahasiswa yang berniat untuk melanjutkan kuliahnya, setelah mereka melarikan diri ke daerah perbatasan pasca kerusuhan Abepura. Pihak Polri kini meminta bantuan masyarakat dan tokoh agama di wilayah perbatasan itu untuk mengajak para mahasiswwa itu kembali ke tengah-tengah masyarakat tanpa merasa takut pada siapapun juga. Dari 24 mahasiswa itu, tiga diantaranya perempuan. Bentrok antara mahasiswa yang sedang berunjuk rasa di depan kampus Universitas Cenderawasih, Abepura pada 16 Maret 2006 dengan aparat keamanan menyebabkan 5 korban jiwa di pihak aparat keamanan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006