Bengkulu (ANTARA) - Anggota Konsorsium Bentang Seblat bersama pemangku kawasan hutan di wilayah Provinsi Bengkulu menurunkan tim untuk memetakan koridor gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Kawasan Ekosistem Esensial Koridor Gajah.

"Ada empat tim yang diturunkan ke empat titik untuk memetakan jalur koridor atau konektivitas gajah di Bentang Alam Seblat Bengkulu," kata penanggung jawab Konsorsium Bentang Seblat Ali Akbar di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan bahwa tim-tim tersebut akan memeriksa kondisi koridor yang telah dipetakan bersama oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta korporasi yang memiliki area konsesi di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Koridor Gajah.

Pengecekan untuk mengetahui kelayakan koridor gajah mencakup jalur sepanjang 82,67 kilometer yang mencakup wilayah Hutan Produksi (HP) Air Teramang, HP Air Rami, Hutan Produksi Terbatas (HPT) Air Ipuh I dan II, HPT Lebong Kandis, serta Taman Wisata Alam (TWA) Seblat.

"Jalur ini penting untuk menghubungkan habitat gajah yang saat ini sudah terkotak-kotak akibat aktivitas ilegal di dalam hutan, ditambah lagi pemberian izin konsesi hutan dan perkebunan yang beroperasi dalam habitat gajah," kata Ali.

Ali menjelaskan bahwa rancangan koridor gajah di Bentang Seblat merupakan hasil kerja Forum Kolaborasi Pengelolaan KEE Koridor Gajah yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bengkulu tahun 2017.

Setelah melakukan pemetaan koridor, forum akan membahas penetapan koridor gajah di Bentang Seblat, pemasangan prasarana pendukung, serta pelaksanaan pengawasan.

Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Bengkulu Gunggung Senoaji mengemukakan bahwa koridor gajah di lanskap Seblat merupakan kebutuhan mendesak untuk menyelamatkan populasi gajah sumatera di Provinsi Bengkulu.

"Gajah sumatera yang tersisa di Bengkulu tidak lebih dari 70 individu yang terpisah menjadi beberapa kelompok kecil yang terperangkap dalam kantong-kantong habitat yang rentan terhadap gangguan, karena itu perlu koridor untuk menghubungkan habitat," kata Gunggung selaku anggota Forum Kolaborasi Pengelolaan KEE.

Selain anggota Konsorsium Bentang Seblat yang terdiri atas lembaga non-pemerintah Kanopi Hijau Indonesia, Genesis Bengkulu, dan Lingkar Inisiatif, tim pemantau koridor gajah mencakup perwakilan pemegang izin perkebunan dan pengusahaan hutan, yakni PT Bentara Arga Timber dan PT Alno Agro Utama.

Baca juga:
Bengkulu luncurkan KEE koridor gajah sumatera
Bengkulu jadi percontohan pembangunan koridor gajah sumatera


Pewarta: Helti Marini S
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022