Solok (ANTARA) - Berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia pada tahun 2021 lalu terdapat sebesar 40,1 persen angka balita stunting di Kabupaten Solok yang artinya diantara 10 balita terdapat empat balita stunting.

Hal itu disampaikan Ketua TP-PKK Kabupaten Solok Emiko Epyradi Asda di Koto Baru, Kamis, dalam sambutannya saat menghadiri kegiatan gebyar penimbangan massal bagi balita yang digelar Dinkes Kabupaten Solok.

Saat ini Pemkab Solok mempunyai tugas yang besar dalam mengatasi kasus stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita di bawah umur lima tahun akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

"Hal ini tentu menjadi tugas penting kita bersama-sama bagaimana caranya agar bisa menekan angka stunting di daerah kita ini yang telah mencapai 40,1 persen," kata Emiko.

Baca juga: Dinkes Kota Solok bentuk tim audit percepat penurunan angka stunting

Baca juga: Kanwil Perbendaharaan Sumbar jadi bapak asuh enam keluarga


Lebih lanjut ia mengatakan sebagaimana diketahui bahwa Kabupaten Solok juga merupakan salah satu dari 160 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang ditetapkan sebagai Kabupaten lokus stunting.

"Maka dari itu pencegahan stunting merupakan tugas kita bersama, peran serta kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam menyukseskan pencegahan stunting," ujar dia.

Selain itu, ia juga mengatakan pencegahan stunting perlu dilakukan sejak dini, mulai dari awal masa kehamilan maupun dari masa pra nikah dan masa remaja. Serta juga memberikan imunisasi yang lengkap kepada balita.

Lebih lanjut, ia meminta kepada seluruh kader kesehatan dan PKK agar selalu menyosialisasikan pencegahan stunting di tengah-tengah masyarakat. Serta menyosialisasikan agar memperhatikan pola makan pada anak dengan menyiapkan makanan yang sehat dan bergizi.

Di samping itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Zulhendri mengatakan saat ini pihaknya bersama OPD terkait termasuk TP-PKK Kabupaten Solok terus berupaya melakukan pendataan salah satunya dengan cara penimbangan masal pada balita.

Tujuan penimbangan massal tersebut untuk mendata seluruh balita di Kabupaten Solok berupa data nama dan alamat dengan demikian dapat mempermudah memetakan anak yang sehat dan mengalami stunting.

"Apabila dalam proses penimbangan tersebut terdapat anak yang memiliki ciri-ciri stunting maka kami akan melakukan penelusuran lebih lanjut berupa memberikan pelayanan kesehatan," ucap dia.

Ia menyebutkan target penimbangan massal bagi balita di Kabupaten Solok harus mencapai 100 persen. Apabila ada orangtua yang tidak bisa pergi ke posyandu atau ke lokasi penimbangan akan didatangi langsung ke rumah masing-masing.

Lebih lanjut, disebutkan Zulhendri terdapat sekitar 30.806 balita yang telah terdaftar serta akan dilakukan penimbangan dalam dua pekan ke depan.*

Baca juga: BKKBN minta seluruh keluarga harus paham indikator penyebab stunting

Baca juga: Wako Bukittinggi terkejut 663 anak di kota itu berpotensi stunting

Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022