Jakarta (ANTARA) - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) menyosialisasikan perkembangan pertunjukan seni atau performing art guna melindungi berbagai kekayaan intelektual para pelaku seni atau seniman di Tanah Air.

"Ini bertujuan agar meningkatkan pemahaman seniman dan pelaku seni di Indonesia tentang pentingnya perlindungan hak cipta," kata Kepala Sub Direktorat Pemberdayaan Kekayaan Intelektual (DJKI) Kemenkumham Erni Purnamasari pada kegiatan "Sosialisasi perkembangan performing art" yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Hal tersebut, sambung dia, terutama untuk melindungi berbagai kekayaan intelektual seni cipta pertunjukan yang dihasilkan oleh para pelaku seni.

Melalui pembekalan dan sosialisasi tersebut diharapkan pelaku seni maupun seniman memiliki pengetahuan serta mencatatkan hasil cipta karya mereka di bidang seni pertunjukan atau performing art ke DJKI Kemenkumham.

"Termasuk pula modifikasi ekspresi budaya tradisional yang mereka hasilkan," kata Erni.

Untuk memberikan pengetahuan tentang pentingnya melindungi kekayaan intelektual kepada pelaku seni, Kemenkumham menghadirkan para narasumber dari berbagai latar belakang.

Para narasumber tersebut yakni maestro tari Indonesia Didik Nini Thowok, Mila Rosinta Totoatmodjo yang merupakan artis tari, Prof Tomi Suryo Utomo akademisi dari Universitas Janabadra dan sejumlah pemateri dari internal DJKI Kemenkumham.

Ia mengatakan sosialisasi perkembangan seni pertunjukan tersebut juga dalam rangka meningkatkan perlindungan hukum atas karya dan seni para pelaku seni di Tanah Air.

Terakhir, kata dia, sosialisasi tersebut merupakan bagian dari diseminasi dan promosi kekayaan intelektual yang digagas oleh DJKI Kemenkumham.

Baca juga: Kekayaan intelektual dorong pertumbuhan ekonomi nasional

Baca juga: DJKI harap Klinik Kekayaan Intelektual lindungi UMKM hingga ke pelosok

Baca juga: Menkumham serahkan sembilan kekayaan intelektual ke Polri

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021