Sudah 10 hari sejak kami memperbarui aturan jaga jarak sosial ke level 2 di wilayah metropolitan Seoul, namun transmisi tampaknya masih tidak dapat terbendung
Seoul (ANTARA) - Korea Selatan mengatakan sedang mempertimbangkan aturan jaga jarak sosial yang lebih ketat saat pihaknya melaporkan 629 kasus tambahan COVID-19 pada Jumat (4/12), tertinggi sejak gelombang infeksi pertama di negara tersebut mencapai puncaknya pada Februari akhir.

Perdana Menteri Chung Sye-kyun menuturkan bahwa situasinya kritis sebab infeksi terus meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan meski penguncian COVID-19 diberlakukan akhir bulan lalu.

Menurutnya, pemerintah akan memutuskan nasib pembatasan COVID-19 pada Minggu.

Baca juga: Menlu Korsel, China berjanji tangani bersama Korut dan COVID-19
Baca juga: Korsel catat 583 kasus virus corona baru, tertinggi sejak Maret


"Sudah 10 hari sejak kami memperbarui aturan jaga jarak sosial ke level 2 di wilayah metropolitan Seoul, namun transmisi tampaknya masih tidak dapat terbendung," kata Chung melalui Kantor Berita Yonhap.

Sebanyak 295 kasus baru tercatat di Seoul, lapor Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea. Hingga kini Korsel mengonfirmasi 36.332 kasus COVID-19, dengan 536 kematian.

Otoritas merasa khawatir bahwa ujian masuk perguruan tinggi yang diikuti oleh hampir setengah juta peserta pada Kamis dapat menjadi klaster baru.

Chung mendesak para pelajar agar tidak mendatangi area berisiko tinggi COVID-19, seperti bar dan kafe internet saat merayakan akhir ujian sekolah.

Sumber: Reuters

Baca juga: Korsel pertimbangkan beli lebih banyak vaksin seiring lonjakan corona
Baca juga: Korsel sebut Korut berupaya retas perusahaan vaksin COVID-19

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020