Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Satgas Penanganan COVID-19 Jember tercatat dalam sehari terdapat delapan pasien COVID-19 yang meninggal dunia dari berbagai rumah sakit rujukan yang merawat pasien yang terinfeksi virus corona di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

"Hari ini ada tambahan delapan pasien yang meninggal dunia karena COVID-19, sehingga total yang meninggal dunia mencapai 107 orang," kata Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Gatot Triyono di Jember, Minggu.

Menurutnya delapan pasien yang meninggal dunia setelah terkonfirmasi positif COVID-19 tersebar di beberapa kecamatan, yakni warga Kecamatan Jombang atau kasus ke-2.241, dua orang warga Kecamatan Patrang (kasus ke-2.310 dan kasus 2.355), warga Kecamatan Sukorambi (2.379).

"Kemudian kasus ke-2.380 merupakan warga Kecamatan Sukorambi, kasus ke-2380 dan 2383 merupakan warga Kecamatan Sumbersari, kasus ke-2.382 warga Kecamatan Silo, dan warga Kecamatan Rambipuji (kasus ke-2.381)," tuturnya.

Kasus kematian pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Jember meningkat tajam selama sepekan terakhir, bahkan mencatatkan rekor baru pada pekan ini, yakni sebanyak delapan pasien yang meninggal dunia.

"Salah satu penyebab tingginya kasus kematian COVID-19 di Jember karena kondisi pasien yang terinfeksi virus corona sudah kritis saat masuk rumah sakit," katanya.

Ia mengatakan tambahan warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 pada Minggu sebanyak 62 orang, sehingga total warga Jember yang terpapar virus corona mencapai 2.383 orang, sedangkan tambahan pasien sembuh sebanyak 29 orang, sehingga total pasien yang sudah sembuh mencapai 1.728 orang.

"Dari 31 kecamatan di Jember, zona merah atau risiko tinggi penyebaran virus corona ada di 20 kecamatan, sedangkan sembilan kecamatan di zona oranye, dan hanya dua kecamatan zona kuning, yakni Kecamatan Ledokombo dan Jelbuk," katanya.

Gatot mengimbau masyarakat untuk lebih disiplin menggunakan masker saat keluar rumah, sering mencuci tangan dengan sabun atau penyanitasi tangan, dan menjaga jarak dengan menghindari adanya kerumunan untuk mencegah tertularnya virus Corona.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020