profesi modin juga berisiko tinggi terkena COVID-19 karena salah satunya mengurusi jenazah
Surabaya (ANTARA) - Ribuan modin di Kota Surabaya, Jawa Timur, mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat berupa dua setel baju hazmat, satu kotak masker medis dan satu kotak sarung tangan.

"Saya berharap kepada 'panjenengan' (anda) semuanya untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan. Kami berharap 'panjenengan' selalu sehat dan kuat menjalankan amanah yang diberikan oleh Gusti Allah ini," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menyerahkan bantuan secara simbolis kepada para modin di Balai Kota Surabaya, Rabu.

Baca juga: Surabaya bangun "bozem" di Putat Jaya untuk cegah banjir

Risma mengatakan profesi modin juga berisiko tinggi terkena COVID-19 karena salah satunya mengurusi jenazah warga yang meninggal. "Tidak mudah memang, tapi kalau dijalankan dengan ikhlas, maka Gusti Allah akan memudahkannya," ujarnya.

Sebenarnya, lanjut dia, sejak beberapa waktu lalu ada permintaan baju hazmat dari para modin itu, sehingga pihaknya langsung bergerak mendesainkan sendiri baju hazmat itu dan menjahitkan baju hazmat itu.

"Kita jahitkan sendiri dengan harapan baju hazmatnya itu bisa dicuci, karena kalau pakai baju hazmat yang tidak bisa dicuci, ini jumlahnya sangat banyak, sehingga kita buat yang bisa dicuci," kata dia.

Baca juga: Sekolah tatap muka siswa SMP di Surabaya dimulai awal Desember

Namun, lanjut dia, karena jumlahnya sangat banyak sekitar 2.280 orang, akhirnya baju hazmat yang dijahitkan itu belum selesai semuanya hingga saat ini. Ia memastikan yang selesai baru sekitar 50 persen.

"Yang sudah selesai kita jahitkan sekitar 50 persen, ini terus kami kebut," katanya.

Hanya saja, kata dia, Pemkot Surabaya mendapatkan bantuan baju hazmat dari Kementerian Kesehatan, maka yang didahulukan untuk menerima baju hazmat adalah para modin se-Surabaya.

Baca juga: Risma minta kader kesehatan di Surabaya antisipasi cuaca ekstrem

Ia juga menjelaskan bahwa baju hazmat yang diberikannya saat ini hanya bisa dipakai sekali, sehingga apabila sudah dipakai diminta langsung dilipat dan dimasukkan ke plastik dan dibuang ke tempat sampah.

"Jadi, baju hazmat yang kami serahkan sekarang, hanya sekali pakai. Ini ada dua setel baju hazmat, satu kotak masker medis dan satu kotak sarung tangan. Sementara ini, pakai baju hazmat ini dulu, sembari menunggu baju hazmat yang kami jahitkan. Kalau sudah selesai, nanti kami akan didistribusikan melalui kecamatan untuk diserahkan kepada 'panjenengan' semuanya," katanya.

Selain itu, Risma juga menawari mereka sepatu boot supaya lebih menambah keamanannya. Para modin yang hadir saat itu sepakat dan terlihat senang karena akan mendapatkan bantuan sepatu boot.

Baca juga: Kampung bernilai sejarah di Surabaya dikembangkan jadi tempat wisata

"Sebenarnya sudah ada beberapa sepatu boot-nya, tapi masih kurang, nanti kita akan lengkapi dulu baru kita salurkan," ujarnya.

Seorang modin asal Kecamatan Rungkut Maskuri menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Risma bersama jajaran Pemkot Surabaya karena sudah memberikan bantuan baju hazmat, masker medis dan sarung tangan ini.

Ia juga menyadari bahwa dengan adanya bantuan itu, maka besar kemungkinan keamanan dan kesehatannya lebih terkontrol, karena ketika bersentuhan langsung dengan jenazah, sudah ada semacam pengamannya.

"Tentunya kita berharap semuanya baik-baik saja dan sehat selalu. Sekali lagi terima kasih Bu Risma dan jajaran Pemkot Surabaya," katanya.

Baca juga: Delapan pos pantau antisipasi bencana disiapkan di pesisir Surabaya

 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020