Saat ini Indonesia berada di posisi 12 negara tujuan investasi Australia
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan perjanjian kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Australia dalam Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) menjadi gerbang Indonesia masuk 10 besar negara tujuan investasi.

Optimisme itu terungkap saat webinar IA-CEPA terkait Advance Manufacturing and Third Market Oppurtunity with Australian Ingenuity and Excelence, yang diikuti Moeldoko dari Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu.

“Tidak hanya bidang perdagangan, IA-CEPA memiliki ruang untuk peningkatan arus investasi kedua negara. Indonesia berharap bisa menjadi top-10 negara tujuan investasi Australia. Saat ini Indonesia berada di posisi 12 negara tujuan investasi Australia,” ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam webinar tersebut.

Selain Moeldoko, hadir dalam webinar yang diikuti lebih dari 100 peserta ini, Deputi Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman, Minister Counselor of Australian Embassy Alison Duncan, President of Australia Indonesia Business Council Philip Turtle, dan Chairman PT Jababeka Tbk Setyono Darmono.

Moeldoko mengatakan IA-CEPA dapat memfasilitasi investor Australia untuk dapat berinvestasi di Indonesia pada berbagai sektor seperti infrastruktur, energi, pengembangan pariwisata, pengolahan makanan dan pengembangan di bidang e-commerce.

Menurut Moeldoko, IA-CEPA dapat mendorong ekspor berbagai produk Indonesia ke Australia diantaranya otomotif (mobil listrik dan hybrid), kayu dan turunannya, tekstil, produk tekstil, karet, alat komunikasi, permesinan, obat-obatan, makanan dan minuman, peralatan elektronik, serta pengembangan sektor industri kreatif dan e-commerce.

“IA-CEPA telah diratifikasi kedua negara. Tentunya, beberapa ketentuan turunan akan mengikuti komitmen yang telah disepakati dalam IA-CEPA tersebut,” ujar Moeldoko.

Moeldoko juga menyebut adanya kemudahan tarif bea masuk dengan merinci Australia mengeliminasi 100 persen semua pos tarif menjadi 0 persen, sementara Indonesia mengeliminasi 96,4 persen seluruh total pos tarif.

Sementara itu, Minister Counselor of Australian Embassy Alison Duncan menyatakan bahwa harapan Indonesia untuk menjadi top-10 negara tujuan investasi Australia bisa terwujud dalam waktu dekat.

“Untuk mewujudkan itu, Australia akan berusaha keras untuk menangkap peluang investasi yang ada, terutama di beberapa sektor strategis,” kata Alison.

Mewakili pelaku usaha Australia, President of Australia Indonesia Business Council Philip Turtle berharap kerja sama strategis antara Indonesia dan Australia bisa berlangsung lebih komprehensif dengan adanya IA-CEPA.

Chairman Jababeka Setyono Darmono meyakini Jababeka sebagai salah satu leading industrial developer bisa memfasilitasi kolaborasi antara Indonesia dan Australia yang berbasis industrial.

Investasi Australia di Indonesia pada 2019 mencapai 264 juta dolar AS dengan total 740 proyek di sektor pertambangan, industri logam, tanaman pangan, hotel dan restoran, listrik, gas dan air, industri makanan, industri kimia dan farmasi serta perdagangan dan reparasi.

Dalam kesempatan tersebut, Moeldoko pun mengundang investor kelas dunia untuk masuk ke Indonesia, khususnya melalui pemanfaatan peluang yang dibuka di berbagai Kawasan Ekonomi Khusus dan meminta pengusaha Indonesia menjajaki kemungkinan tersebut dan memanfaatkan peluang yang ada.

Baca juga: Indonesia dapat manfaatkan IA-CEPA perluas aktivitas dagang di Pasifik
Baca juga: Indonesia punya peluang investasi prospektif di utara Australia

Baca juga: IA-CEPA berlaku, Australia bisa ekspor 575.000 ekor sapi bebas bea 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020