Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laikodat mendorong para peneliti untuk melakukan berbagai riset ilmiah terhadap tanaman obat-obatan tradisional NTT yang memiliki manfaat untuk dunia kesehatan.

Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan hal tersebut dalam kegiatan peresmian Laboratorium Biomolekuler hasil kerja sama Pemerintah Provinsi NTT dengan Universitas Nusa Cendana dan Forum Academia NTT di Kupang, Jumat.

Baca juga: BPOM dorong perguruan tinggi kembangkan obat herbal

Ia mengatakan, Provinsi NTT kaya akan berbagai jenis tanaman obat-obatan tradisional yang mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit.

Namun kata orang nomor satu di provinsi NTT itu, berbagai tanaman obat tradisional itu belum diteliti melalui suatu riset yang resmi di laboratorium sehingga belum digunakan secara luas oleh masyarakat.

"Banyak tanaman obat-obatan tradisional yang tumbuh di NTT dan memiliki beragam khasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Masyarakat NTT sudah menggunakan obat tradisional itu sejak lama untuk menyembuhkan penyakit dan bisa sembuh namun belum didukung oleh suatu penelitian yang lebih memadai,'tegas Viktor.

Baca juga: Pemda NTT segera bangun laboratorium obat herbal

Ia mengatakan, ramuan-ramuan obat tradisional NTT itu perlu diteliti lebih mendalam oleh peneliti obat-obatan herbal sehingga dapat dipertangungjawabkan secara ilmiah untuk digunakan sebagai obat-obatan bagi dunia kesehatan.

Menurut Viktor, pemerintah NTT akan segera membangun satu laboratorium sebagai tempat penelitian obat-obatan herbal NTT pada 2021.

"Tahun depan kita sudah memiliki laboratorium obat-obatan herbal NTT, sehingga berbagai obat-obatan tradisional itu bisa dikembangkan untuk dunia kesehatan," kata Viktor dalam acara yang turut dihadiri Wakil Gubernur Josef A Nae Soi. *

Baca juga: Dosen IPB University ciptakan obat pelangsing herbal Prolislim
Baca juga: Peneliti IPB ingatkan tidak semua tanaman obat aman dikonsumsi
Baca juga: Campuran air kelapa, jeruk nipis, dan garam dapat obati COVID-19? Ini faktanya

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020