Bandarlampung (ANTARA) - Dandim 0410/KBL Bandarlampung Provinsi Lampung Kolonel Inf Romas Herlandes mengingatkan kepada masyarakat agar tidak pernah berpikir untuk mencoba menggantikan ideologi bangsa ini dengan yang lain sebab Pancasila merupakan harga mati bagi NKRI.

"Di hari Kesaktian Pancasila ini adalah momentum yang membuktikan bahwa Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa dan benar-benar sebagai idieologi bangsa yang menjadi harga mati bagi kita," kata Dandim Romas Herlandes saat berkunjung ke LKBN ANTARA Biro Lampung di Bandarlampung, Kamis.

Baca juga: Sosiolog: Pancasila jangan hanya sebatas butir hafalan

Sehingga, ia pun mengajak masyarakat untuk meyakini bahwa dengan kesaktian Ideologi Pancasila ini Indonesia bisa semakin maju, sejahtera dan diperhitungkan oleh negara-negara lainnya.

Menurutnya, hal yang menjadi penting di hari Kesaktian Pancasila, masyarakat terutama generasi muda jangan pernah sekali-kali melupakan sejarah bangsa ini sebab Indonesia menjadi negara besar melalui berbagai pengalaman sejarah.

Baca juga: Wapres hadiri upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila

"Kita bisa mengambil sejarah yang baik agar bisa kita lakukan ke depan dan untuk sejarah yang dirasa tidak baik dapat dijadikan pengalaman agar di masa yang akan datang hal itu tidak terulang kembali," kata dia.

Ia pun berharap generasi penerus bangsa ini dapat menuangkan kreatifitas dan mengaplikasikannya di lapangan dengan mencintai nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.

Baca juga: Bamsoet: Jadikan peringatan kesaktian Pancasila meneguhkan ideologi

Dia mencontohkan seperti di masa pandemi COVID-19 ini yang tidak mungkin diselesaikan oleh pemerintah saja maka di dalam Pancasila itu ada nilai gotong royong, kebersamaan dan rela berkorban sehingga diharapkan nilai-nilai itu dapat diaplikasikan oleh semua elemen masyarakat guna mencegah penyebaran virus tersebut.

"Jadi hanya dengan kita bersama, mudah-mudahan pandemi dapat kita lalui bersama-sama dan bangsa ini dapat keluar dari wabah COVID-19," kata dia.

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020