Kami operasi gabungan bersama TNI dan Polri di enam titik
Surabaya (ANTARA) - Razia protokol kesehatan COVID-19 oleh Satpol PP bersama TNI dan Polri di Kota Surabaya, Jawa Timur, terus digalakkan tidak hanya pada pagi dan siang hari, melainkan juga pada malam hari.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya Eddy Christijanto di Surabaya, Jumat, mengatakan razia protokol kesehatan ini menyasar ke tempat-tempat yang aktivitas kegiatannya dominan pada malam.

"Jadi kalau operasi itu kita laksanakan setiap hari. Kami operasi gabungan bersama TNI dan Polri di enam titik," kata Eddy.

Baca juga: Dinkes Surabaya jelaskan aturan tes usap gratis di Labkesda

Sementara saat malam, kata Eddy, operasi gabungan berlangsung secara mobile dari satu tempat ke tempat lain. Sasarannya di warung-warung atau kedai kafe yang biasa digunakan anak-anak nongkrong.

"Kalau malam ada tiga regu. Jadi satu regu dari Polrestabes Surabaya, Polres Pelabuhan Tanjung Perak dan kita sendiri," ujarnya.

Meski jumlah pelanggar protokol kesehatan sudah menurun, namun Eddy menyatakan bahwa masih ada saja beberapa warga yang terjaring karena tidak memakai masker. Jika operasi itu dilaksanakan oleh jajaran Polres, pelanggar protokol kesehatan itu langsung dilaksanakan sidang di tempat.

Baca juga: DPRD apresiasi kinerja Risma tuntaskan laboratorium swab gratis

"Kalau kita sanksi masih mengacu pada Perwali Nomor 33 Tahun 2020 kita lakukan penyitaan KTP selama 14 hari," ujarnya.

Bahkan, lanjut dia, untuk memberikan efek jera kepada pelanggar protokol kesehatan, pihaknya bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya juga melakukan rapid antigen massal di tempat. Sasaran lokasinya pun berada di tempat-tempat umum yang biasa digunakan anak-anak muda nongkrong.

"Kita akan terus lakukan seperti itu. Kita masih cari lokasi lagi, besok kita lakukan kegiatan serupa rapid antigen di tempat," katanya.

Baca juga: APBD Surabaya 2020 turun Rp1,4 triliun dampak pandemi COVID-19

Sejauh ini, Eddy menyatakan, bahwa jumlah pelanggar prokes di Surabaya sudah mulai berkurang. Masyarakat dinilai semakin disiplin terhadap protokol kesehatan. Hal ini pula yang membuat hasil rapid antigen massal yang digelar di tempat hasilnya sebagian besar negatif.

"Contohnya kemarin di Keputran Selatan, dari 580 rapid antigen yang positif ada dua. Kemudian tadi di Pasar Genteng dari 136, yang positif ada satu. Artinya, pandemi ini sudah bisa dikendalikan oleh Pemkot Surabaya," katanya.

Baca juga: Risma resmikan Labkesda untuk tes usap COVID-19 gratis warga Surabaya

 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020