Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Enam mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) memberdayakan ibu-ibu PKK di Desa Tulungrejo, Kota Batu, Jawa Timur untuk memanfaatkan limbah kulit buah apel menjadi beras analog bernama BENKAP.

Koordinator Tim BENKAP M Mukasyafatul Asror di Malang, Kamis, mengatakan, kegiatan ini merupakan program pelatihan terpadu dalam penanganan limbah organik, khususnya kulit buah apel di Desa Tulungrejo, Kota Batu.

Keenam mahasiswa tersebut adalah Moch Mukasyafatul Asror, Arva Saktia Zulemita, Esthy Dwi Anggraeni, Erni Wahyu Wijayanti, Husna Atikah, dan Rizal Nur Alfian. Mereka dibimbing oleh dosen Joko Prasetyo.


"BENKAP merupakan program yang solutif dengan memberdayakan unsur masyarakat dalam menangani permasalahan limbah organik di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji," ujarnya.

Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji dikenal memiliki beberapa UMKM keripik apel cukup besar dan sebagian warganya bekerja sebagai pekerja atau buruh pengupas kulit apel.

Masyarakat di daerah itu belum produktif dalam peningkatan ekonomi.

Selain itu, proses produksi keripik apel jika terus menerus dilakukan akan menimbulkan limbah kulit apel yang menumpuk. Potensi limbah kulit apel sehari sekitar 40 kg.

Sebagian masyarakat hanya memanfaatkan limbah kulit apel sebagai pakan ternak dan sisanya dibuang begitu saja. Jika kebiasaan tersebut masih berlangsung secara terus menerus akan berdampak besar pada lingkungan dan kesehatan warga desa.

Selain itu, di dalam kulit apel memiliki banyak kandungan untuk dijadikan olahan produk yang ekonomis dan bermanfaat. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai pengolahan kulit apel menyebabkan masyarakat tidak mengetahui manfaat kulit apel dengan baik.

Lebih lanjut, Mukasyafatul mengatakan proses pembuatan BENKAP cukup mudah, hanya dengan fortifikasi tepung kulit buah apel dan bahan-bahan lain.

Dalam kegiatan tersebut, tim mengajarkan pertama-tama kulit buah apel dikeringkan menggunakan oven untuk memudahkan proses menjadikan tepung kulit apel, kemudian dilakukan proses pencampuran dengan fortifikasi tepung lain seperti sorgum, meizena serta penambahan larutan GMS.

Selanjutnya didapatkan adonan dan potong menggunakan noodle maker serta gunting lalu dikeringkan, terakhir adalah proses pengemasan beras analog dengan berat bersih 250 gram/pcs.

BENKAP memiliki kandungan protein dan antioksidan tinggi yang dapat mencegah kanker dan diabetes serta bisa meningkatkan daya tahan tubuh untuk mengurangi risiko terpaparnya virus dan bakteri.

"Tim kami juga telah menggagas produk turunan dari BENKAP, yaitu berupa pupuk organik cair (POC) dari apel reject dan tepung kulit apel sebagai pengembangan dari keberlanjutan program kami," tuturnya

Hingga saat ini, program BENKAP masih berlanjut dan akan terus dikembangkan untuk mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Tulungrejo.

Melalui program ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Tulungrejo dengan penjualan produk BENKAP sebesar Rp3.200.640,-/bulan.

Langkah selanjutnya dari program ini, yaitu bekerja dengan dinas pemerintahan terkait untuk mendukung keberlanjutan program.

Baca juga: Mencoba "DIY skincare"? Hindari lima bahan ini
Baca juga: "Stem cell" apel diyakini dapat cegah penuaan dini pada kulit
Baca juga: Jangan kupas kulit apel, ini 5 manfaatnya
Baca juga: Lima buah ini bagus untuk sehatkan kulit

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020