Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan guru yang mengikuti program pelatihan pembelajaran berbasis TIK (PembaTIK) merupakan bibit guru penggerak.

"Saya ingin menyampaikan betapa bangganya saya, ketika mengetahui program pelatihan guru PembaTIK pada tahun ini diikuti lebih dari 60.000 guru atau naik hingga seribu persen, peningkatan dari pertama kegiatan ini diselenggarakan dua tahun lalu," ujar Nadiem pada kuliah umum "Berbagi Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK Mewujudkan Merdeka Belajar" di Jakarta, Senin.

Nadiem menjelaskan angka itu merupakan pencapaian yang luar biasa, dan juga menjadi penanda bahwa banyak guru yang ingin meningkatkan kemampuannya dalam mengimplementasikan teknologi ke dalam proses belajar.

Baca juga: Nadiem tetapkan Kota Tua kawasan praktik baik penggunaan Bahasa Negara

"Kita semua mengalami masa pandemi COVID-19 ini, yang mana situasi ini memaksa supaya kita lebih keras dan lebih cerdas sehingga pembelajaran dapat berlangsung," tambah dia.

Kompetensi guru dalam penguasaan teknologi menjadi krusial atau sangat penting. Nadiem menambahkan para guru PembaTIK tersebut merupakan bibit guru penggerak.

"Guru-guru dengan inisiatif dan semangat tinggi untuk terus berpacu dengan tuntutan zaman. Tantangan di masa depan bukan berarti akan lebih mudah," tambah Nadiem.

Nadiem berharap semangat gotong royong yang semakin mantap pada masa pandemi dapat diteruskan, agar para guru lebih siap beradaptasi dan siap melakukan tindakan serta tidak lagi menunggu perubahan itu terjadi.

Baca juga: Nadiem: Pemerintah selalu berupaya mengatasi permasalahan buta aksara

Kemendikbud, kata Nadiem, akan terus mendukung inisiatif berinovasi para guru.

"Semoga tujuan kita untuk menciptakan kemerdekaan dalam belajar dan mengajar melalui inisiatif inovasi bapak dan ibu sekalian dapat segera tercapai," harap dia lagi.

Pelaksana tugas Kepala Pusdatin Kemendikbud, Hasan Chabibie, mengatakan PembaTIK merupakan sebuah gagasan bagaimana para pendidik berkolaborasi untuk meningkatkan kompetensi TIK.

"Aktivitas PembaTIK pada 2020 ini mengacu pada standar kompetensi UNESCO yang mana ada empat yakni level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi," kata Hasan.

Pada level literasi, para guru diperkenalkan dengan TIK dasar baik dari sisi definisi, konsep, perangkat, dan bagaimana memanfaatkan internet secara sehat dan aman.

Untuk level implementasi, yang mana para guru sudah masuk pada pembelajaran abad 21 yang mana banyak hal yang bisa dicoba di lapangan dan disesuaikan dengan fitur Rumah Belajar.

"Pada level implementasi, proses berlangsung secara maya karena masa pandemi COVId-19 ini," tambah Hasan.

Level ketiga adalah level kreasi, yang mana praktik baik pembelajaran dapat dinikmati bersama baik dalam bentuk media pembelajaran, video, dan lainnya.

"PembaTIK pada level empat ini merupakan guru yang tersaring dari sekian ribu peserta dan mampu secara komunikatif membagikan semua kemampuan yang mereka miliki. Entah dalam membuat video, artikel, atau melakukan komunikasi efektif lainnya," jelas Hasan.***3***


Baca juga: Mendikbud: Rp1,49 triliun untuk digitalisasi sekolah pada 2021
Baca juga: Penetapan Kota Tua sebagai kawasan Bahasa Negara untuk edukasi

 

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020