Jakarta (ANTARA) - Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi menyatakan bahwa tugas memberikan literasi digital kepada masyarakat merupakan kerja sama yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

"Literasi digital kepada masyarakat, adalah kerja gotong royong. Edukasi melawan hoaks, kesadaran privasi hingga mendorong UMKM online, butuh kerja strategis
bersama,” kata Wakil Ketua Umum Siberkreasi bidang Riset dan Pengembangan Kurikulum, Anita Wahid, dalam keterangan resmi, Senin.

Salah satu kegiatan yang dilakukan Siberkreasi dalam pandemi virus corona adalah membantu masyarakat beradaptasi dengan kebiasaan baru, yang melibatkan teknologi digital.

Baca juga: Siberkreasi Netizen Fair 2018 ditutup

Baca juga: Kominfo sediakan pelatihan online selama PSBB


"Kita semua perlu upaya bersama agar masyarakat kian bijak dan bertanggung jawab menggunakan teknologi digital, termasuk di masa pandemi ini, demi
kesehatan dan keselamatan bersama," kata Anita.

Dalam keterangan resmi tersebut, Siberkreasi dibentuk pada Oktober 2017 lalu, berisi 108 institusi, mencakup pemerintah, korporasi atau swasta, komunitas, organisasi masyarakat sipil, operator telekomunikasi, platform digital, akademisi, media dan pegiat literasi digital).

Siberkreasi menyatakan pengurus mereka merupakan relawan perwakilan mitra, dipilih secara demokratis, bergantian dan kolektif.

Gerakan tersebut menginisiasi sejumlah kegiatan yang fokus pada lima isu utama, yaitu Digital Content and Lifestyle, Digital Parenting, Digital Economy, Digital Society dan Digital Governance.

Kegiatan yang rutin mereka lakukan antara lain adalah School of Influencer, Kreator Nongkrong, Siberkreasi Hangout Online, #BerkreasiDiIGLive, Webinar Literasi Digital, Kelas Podcast Siberkreasi, Siberkreasi Class Online, dan Webinar #RTIKBerkreasi.

Siberkreasi menyatakan mereka mendapatkan dukungan sumber daya dari para mitra untuk inisiatif-inisiatif yang mereka lakukan, antara lain berupa sumber daya manusia, fasilitas kerja, jejaring mitra maupun dukungan finansial.

"Maka dapat pula dikatakan, program yang dilaksanakan Siberkreasi adalah bentuk nyata gotong royong, urun rembuk dan saweran dari para mitra secara setara, termasuk dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sebagai unsur representasi stakeholder pemerintah," demikian bunyi keterangan tersebut.

Sementara itu, untuk mendistribusikan informasi, termasuk untuk kegiatan yang bersifat online dan rujukan yang dapat diunduh, gerakan tersebut menggunakan situs www.literasidigital.id, www.siberkreasi.id dan media sosial Instagram @siberkreasi.

Kegiatan literasi digital selama pandemi virus corona kebanyakan dilakukan secara online, untuk mengurangi kegiatan tatap muka. Kegiatan ini dilakukan secara kolaboratif maupun oleh masing-masing lembaga anggota Siberkreasi.

Melalui pesan singkat kepada ANTARA, Anita mengatakan kegiatan yang mereka lakukan untuk mendukung adaptasi kebiasaan baru antara lain adalah pengecekan fakta terkait COVID-19 oleh Mafindo, sebagai salah satu anggota Siberkreasi.

Jaringan Peneliti Literasi Digital (Japelidi), yang juga anggota Siberkreasi, membuat poster kampanye protokol kesehatan dalam 42 bahasa daerah.

"Kami justru berharap dengan adanya pandemi, masyarakat mulai makin meningkatkan kompetensi digitalnya karena hampir semua area kehidupan akan bergantung pada teknologi digital. Itu sebabnya sekarang fokus kami adalah sebanyak mungkin membuat kelas-kelas digital yang bisa diikuti oleh sebanyak mungkin orang," kata Anita.

Baca juga: Yosi "Project Pop" bantah ajak rekan jadi "influencer" pemerintah

Baca juga: Yosi "Project Pop" buka suara soal tudingan jadi ketua "influencer"

Baca juga: #Siberkreasi ajak warganet sebarkan konten positif


Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020