Ambon (ANTARA) - Pusat Penelitian Laut Dalam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2LD-LIPI) dalam waktu dekat segera menerapkan metode batimetri dan seismik refleksi untuk mengkaji potensi gempa dan longsor bawah laut yang memungkinkan terjadinya tsunami di Maluku.

Kepala P2LD-LIPI, Nugroho Dwi Hananto di Ambon, Jumat, mengatakan pengkajian potensi gempa bumi di Maluku dengan menggunakan metode batimetri dan seismik refleksi mulai dilaksanakan pada akhir tahun 2020.

Baca juga: P2LD LIPI sosialisasi kegempaan di Desa Morela

"Rencananya akhir tahun ini sudah mulai dilakukan, sekitar Oktober, November dan Desember 2020. Peneliti dari Amerika Serikat dan Australia menyampaikan ada potensi longsor bawah laut di Maluku yang bisa menghasilkan tsunami, apakah itu benar, kita harus datang sendiri ke sana," ucapnya.

Ia mengatakan metode yang sama menggunakan citra satelit juga diterapkan untuk mengkaji potensi dan penyebab gempa bumi yang terjadi sebelumnya di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Aceh, Kepulauan Mentawai dan Selatan Jawa.

Gempa tektonik dengan magnitudo bervariasi di wilayah-wilayah tersebut, telah menimbulkan tsunami besar yang menelan banyak korban jiwa.

Nugroho mencontohkan gempa Mentawai pada 2010. Ditemukan adanya struktur "pop up" atau gundukan yang terbentuk di bagian deformasi muka dan menghasilkan dispesmen secara vertikal pada saat gempa, sehingga memungkinkan terjadinya tsunami.

Baca juga: P2LD-LIPI bagikan tip membuat cairan pembersih tangan

Selain itu, dalam penerapan citra satelit ditemukan juga bekas-bekas longsor bawah laut setelah gempa di Mentawai.

"Selama ini kita kaji, ada struktur di Mentawai yang kita namakan pop up di 'deformation front' yang menghasilkan vertikal dispesmen pada saat ada gempa, ini yang menyebabkan tsunami," ucapnya.

Terkait kemungkinan terjadinya longsor bawah laut di Maluku dan bisa menimbulkan tsunami besar, Nugroho mengatakan hal itu bisa diketahui setelah pengkajian melalui metode batimetri dan seismik refleksi dilakukan.

"Apakah ini berlaku juga di Maluku, apakah di Maluku ini memungkinkan atau akibat longsor bawah laut yang menghasilkan tsunami, itu akan kita coba kaji dan cari tahu dengan metode batimetri dan seismik refleksi," ujarnya.

Baca juga: BNPB - ITB temukan zona sesar baru penyebab gempa Maluku

Baca juga: Gempa magnitudo 7,4 guncang Maluku Utara, berpotensi tsunami

Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020