Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Arwani Thomafi mengenang mendiang Reni Marlinawati, sejawatnya sesama petinggi partai sebagai sosok politikus ikonik di partai berlambang Ka'bah tersebut.

"Saya kenal dengan almarhumah sejak tahun 2007, saat saya pertama kali masuk dalam jajaran DPP PPP. Bu Reni termasuk politisi perempuan ikonik yang dimiliki PPP," katanya, saat dihubungi, di Jakarta, Jumat.

Jika pada zaman Orde Baru, kata dia, PPP punya politikus perempuan yang menonjol seperti Aisyah Amini, maka pada era reformasi PPP memiliki Reni Marlinawati.

Baca juga: Waketum PPP Reni Marlinawati meninggal
Baca juga: Rektor UIN Bandung berduka meninggalnya Reni Marlinawati
Baca juga: Reni Marlinawati gerah atas kekerasan terhadap guru


Ia menilai Reni sangat berkomitmen terhadap isu perempuan dan pendidikan sehingga menjadikan dua isu tersebut tidak bisa dilepaskan dari figur Reni yang juga Waketum DPP PPP itu semasa hidupnya.

"Bicara pendidikan, ya, Bu Reni. Bicara politik perempuan, ya, Bu Reni," kata Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu.

Komitmen kuat dalam pembelaan terhadap kelompok rentan, terutama dalam isu pendidikan sangat dipegang Reni, dibuktikan dengan senantiasa turun ke bawah saat masih di DPR maupun selepas tidak menjadi anggota DPR.

"Siang tadi, rencananya kami rapat rutin tiap Jumat di DPP. Almarhumah sudah sampai di DPP, tapi takdir menentukan lain," katanya.

Arwani mengatakan Reni tiba-tiba pingsan sebelum sempat turun dari mobil sehingga segera di bawa ke RSCM.

"Kami sangat kehilangan almarhumah. Jejak baik almarhumah semoga menjadi amal jariyah yang tak putus-putus. Amin," ungkap Arwani.

Sebelumnya diwartakan, Waketum DPP PPP Reni Marlinawati meninggal dunia di Jakarta, Jumat, diduga karena serangan jantung.

Reni Marlinawati merupakan politikus perempuan PPP kelahiran Sukabumi, Jawa Barat, 10 Maret 1973, dan pernah menjadi anggota Komisi X DPR RI dan dikabarkan akan mencalonkan diri pada Pilkada Sukabumi.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020