Pelakunya adalah Stig Engstrom. Karena tersangka telah meninggal dunia, maka saya tidak dapat menuntut hukuman terhadapnya dan dengan ini memutuskan untuk menutup penyidikan,
Stockholm (ANTARA) - Kepala penyidik menyatakan bahwa Stig Engstrom adalah pelaku pembunuhan Perdana Menteri Swedia Olof Palme, sehingga kasus yang tertahan selama 34 tahun itu akhirnya ditutup secara resmi pada Rabu.

"Pelakunya adalah Stig Engstrom. Karena tersangka telah meninggal dunia, maka saya tidak dapat menuntut hukuman terhadapnya dan dengan ini memutuskan untuk menutup penyidikan," kata Jaksa Penuntut Krister Petersson yang memimpin penyidikan kasus itu mulai 2017.

Palme adalah tokoh politik yang memimpin Partai Sosial Demokrat Swedia selama beberapa dekade dan menjabat sebagai perdana menteri dalam dua periode. Ia merupakan salah satu perancang konsep negara kesejahteraan a la Skandinavia, juga pengkritik AS maupun Uni Soviet pada masa Perang Dingin.

Ia menjabat sebagai perdana menteri tahun 1969 hingga 1976, kemudian tahun 1982 hingga meninggal dunia pada 1986. Sebagian masyarakat menganggapnya sebagai bapak bangsa Swedia modern, sementara masyarakat konservatif mengecam pandangan Palme yang anti-kolonialis dan seringkali mengkritik AS.

Baca juga: Hamas bantah terlibat dalam pembunuhan mantan jaksa agung Mesir
Baca juga: Pembunuhan bermotif politik guncang Meksiko jelang pemilu


Palme ditembak hingga tewas di pusat kota Stockholm pada tahun 1986 usai mengunjungi bioskop bersama istri dan anaknya.

Engstrom sendiri ketika itu merupakan seorang perancang grafis yang bekerja di perusahaan asuransi, yang setelah peristiwa penembakan dikenal sebagai Skandiamannen (lelaki Skandia, merujuk pada perusahaan tempat dia bekerja). Dia meninggal pada tahun 2000.

Dia telah lama diduga sebagai pelaku kejahatan itu setelah diketahui berada di lokasi saat peristiwa penembakan terjadi. Dia juga telah berulang kali dimintai keterangan oleh polisi namun kemudian selalu dikeluarkan dari penyidikan.

Menurut Jaksa Petersson, sejumlah pernyataan saksi mata sejalan dengan dugaan bahwa Engstrom adalah si pembunuh, sementara para saksi mata juga menyanggah pernyataan Engstrom soal pergerakannya di lokasi kejadian.

Anggota keluarga Engstrom berulang kali membantah tuduhan itu. Dikutip dari surat kabar Expressen, dalam wawancara pada Februari lalu, istri Engstrom menyebut mendiang suaminya adalah orang yang terlalu canggung untuk bisa melakukan penembakan.

Dalam pernyataan resmi tim investigasi, Engstrom disebut sebagai pembunuh tunggal tanpa kaitan politik tertentu. Hal itu menegaskan bahwa sejumlah teori konspirasi yang melingkupi kasus penembakan Palme tidak lagi valid.

Selama ini, masyarakat Swedia mempunyai prasangka terhadap sejumlah pihak, mulai dari CIA--badan intelijen milik AS, kelompok separatis Kurdi, hingga pasukan keamanan Afrika Selatan.

Sumber: Reuters

Baca juga: PDIP: Pembunuhan tokoh politik tak boleh ada di Indonesia
Baca juga: Tunisia tangkap tersangka pembunuh pemimpin oposisi

Penerjemah: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020