Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 114 warga Kamboja tetap melanjutkan pembelajaran Bahasa Indonesia, dalam program diplomasi bahasa yang kini digelar secara daring di tengah pandemi COVID-19 yang membatasi pergerakan manusia.

“Di tengah merebaknya isu COVID-19, upaya promosi bahasa dan budaya Indonesia yang konsisten tetap penting untuk dilaksanakan serta menjadikan situasi ini sebagai peluang untuk pengajaran Bahasa Indonesia yang lebih kreatif, inovatif, efisien, efektif dan meluas,” kata Duta Besar RI untuk Kamboja, Sudirman Haseng dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Para warga Kamboja yang mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia itu terdiri dari peserta Pusat Budaya Indonesia di Kamboja (Pusbudi Nusantara), siswa dan siswi Sekolah Nurul Iman dan Cambodia Islamic Center (CIC) hingga pelajar dari Pasukan Khusus Tentara 911 Kamboja.

Selain itu, KBRI juga terus berkoordinasi dengan salah satu universitas swasta yakni University of Cambodia (UC), untuk segera memulai pembelajaran daring Kelas Bahasa Indonesia dalam waktu dekat.

Dubes Sudirman Haseng menyampaikan apresiasi terhadap Kementerian Pendidikan dan Budaya RI atas dukungan terhadap program diplomasi kebahasaan di Kamboja, khususnya melalui pengiriman pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).

“Sambil terus memperhatikan protokol kesehatan, kami juga melihat para pengajar BIPA di Kamboja melaksanakan berbagai upaya untuk terus menjaga keberlangsungan kelas daring yang saat ini telah berjalan dengan cukup baik,” ujarnya.

Pada tahun 2020, Kemendikbud RI telah menugaskan empat pengajar BIPA ke Kamboja yakni Lidwina Annie Noveriana, Fakhri Fauzi, Faradinna Arifiani, Nurul Fitri. Mereka diharapkan dapat tetap bertugas sesuai jadwal yang ditentukan hingga akhir tahun.

KBRI terus menjalin koordinasi dengan para pengajar BIPA dan memfasilitasi penggunaan teknologi virtual serta perangkat lainnya untuk menunjang kelancaran program pembelajaran daring di masa COVID-19.

Mereka juga dilibatkan dalam berbagai kegiatan KBRI yang berkaitan dengan pembelajaran, salah satunya kegiatan daring ‘Memasak Nasi Goreng sambil Belajar Bahasa Indonesia’, yang diikuti oleh 50 peserta pada April lalu.

Diplomasi melalui sistem daring telah menjadi bagian dari upaya KBRI Phnom Penh dalam melaksanakan kegiatan dan program di semua sektor, termasuk promosi ekonomi, perdagangan, pariwisata dan investasi.

“KBRI Phnom Penh menilai Pasca COVID-19, sistem daring ini akan tetap menjadi penting dalam menjembatani kesulitan pemangku kepentingan untuk bertemu langsung, bahkan dalam hal tertentu dapat lebih efektif, efisien dan praktis,” kata Dubes Sudirman.

Pada 7 Mei 2020, otoritas Kamboja mencatat 122 kasus terkonfirmasi COVID-19, termasuk pasien sembuh 120 orang dan pasien dirawat dua orang.


Baca juga: KBRI promosikan budaya Indonesia di Kamboja
Baca juga: KBRI Gelar Promosi Terpadu Akhir Tahun dalam Festival Laut di Kamboja
Baca juga: Kerja sama Perdagangan dan Pariwisata RI-Kamboja catat peningkatan


Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020