untuk mendeteksi semua orang yang masuk ke Jember dalam keadaan sehat dan mereka tidak terpapar virus corona
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Puluhan santri dari Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo dan Pesantren Nurul Jadid Probolinggo yang pulang ke Kabupaten Jember, Jawa Timur menjalani penyaringan kesehatan terkait dengan pencegahan penyebaran COVID-19, Jumat.

"Sebanyak 89 santri Ponpes Nurul Jadid menjalani pemeriksaan kesehatan atau 'screening' di alun-alun Kecamatan Ambulu dan sebanyak 42 santri Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo di-'screening' di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Sukowono," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jember Gatot Triyono di Jember, Jumat.

Ia menjelaskan puluhan santri Ponpes Nurul Jadid diperiksa oleh tim medis PKM Ambulu, sebelum mereka diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing, sedangkan pemeriksaan itu berjalan lancar.

"'Screening' (penyaringan) itu bertujuan untuk mendeteksi semua orang yang masuk ke Jember dalam keadaan sehat dan mereka tidak terpapar virus corona," tuturnya.

Baca juga: Tiba di Jambi, 150 santri dari Lirboyo langsung di-"screening"

Dari 42 santri Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo yang menjalani penyaringan, 10 santri mengalami keluhan batuk, sehingga berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan mendapat obat dari petugas medis PKM Sukowono.

"Para santri yang memiliki gejala batuk diminta untuk memakai masker setiap hari, istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, dan melakukan isolasi mandiri di rumah," katanya.

Apabila para santri yang batuk itu mengalami keluhan yang lebih parah, seperti sesak napas dan demam lebih dari 38 derajat Celcius, katanya, mereka disarankan segera ke PKM terdekat.

"Kami juga minta santri yang tidak memiliki gejala batuk atau pilek juga melakukan isolasi mandiri, apabila mengalami keluhan, seperti batuk, pilek, sesak napas, dan demam tinggi" ujarnya.

Mereka yang masuk Kabupaten Jember dideteksi suhu badannya. Jika suhunya normal, tetapi berasal dari zona merah maka orang itu diberi formulir riwayat kesehatan, dicatat, dan diberi tanda.

Tanda yang diberikan berupa gelang khusus berwarna dengan barcode yang diberikan kepada orang yang masuk kategori orang dengan risiko (ODR) mendapatkan gelang kuning dan orang dalam pemantauan (ODP) yang memiliki salah satu gejala keluhan sakit akan mendapatkan gelang merah.

Baca juga: Ribuan santri Lirboyo Kediri dipulangkan antisipasi penyebaran corona
Baca juga: Santri Pesantren Tebuireng dipulangkan untuk cegah penularan COVID-19
Baca juga: Polresta Sidoarjo cek kesehatan santri pulang dari Pesantren Sidogiri

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020