Jadi mereka melakukan atau membantu penyebaran informasi yang memang kita percaya betul, informasi-informasi resmi
Jakarta (ANTARA) - Aktivis media sosial Enda Nasution mengatakan dalam menghadapi pandemi Virus Corona (COVID-19) ini harus dihindari misinformasi yang justru membuat kepanikan di masyarakat.

“Sekarang ini banyak informasi yang sifatnya salah atau misinformasi, bukan hoaks yang beredar, karena kita terlalu cepat menyebarkannya tanpa kita menunggu informasi itu bisa dikonfirmasi lagi. Contohnya, ada yang positif COVID-19 yang misalnya sudah kita sebarkan, ternyata belum 100 persen yakin karena ada tes berikutnya," kata Enda Nasution dalam keterangan tertulisnya yang diterima, di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, dalam kondisi seperti saat ini wajar jika semua orang berusaha mencari informasi sebanyak mungkin. Namun demikian masyarakat harus diarahkan bahwa informasi yang diakses harus berasal dari sumber resmi agar tidak terjadi misinformasi.

Untuk itulah menurut Enda, perlunya peran dari pemerintah untuk mulai melakukan "improvement" dan perbaikan terkait manajemen penanggulangan wabah COVID-19 ini, sehingga tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.

“Tetapi dalam waktu yang cukup singkat ini saya melihat banyak perbaikan yang dilakukan pemerintah. Di awal kita ingat informasi masih jalan sendiri-sendiri tidak satu pintu, tidak jelas siapa yang jadi juru bicara yang resmi, siapa yang bertanggung jawab," kata Koordinator Gerakan #BijakBersosmed ini pula.

Dia mengakui sekarang ini semua sudah jelas, dimana sumber-sumber informasi juga melalui website sudah mulai bermunculan secara resmi, sehingga data itu sudah mulai terbuka untuk publik.

Alumnus Teknik Sipil ITB itu menyampaikan bahwa dari sisi komunikasi, pemerintah juga harus sudah memiliki strategi baik itu untuk jangka pendek, menengah dan panjang, untuk mengimbangi dan mengantisipasi apa yang terjadi di lapangan ke depannya. Menurutnya, pentingnya komunikasi ke publik untuk menenangkan masyarakat.

"Jadi kondisi ini penting rasanya untuk memiliki strategi tadi, lalu tentunya juga didukung dengan taktik dan metode yang selalu bisa dievaluasi setiap waktu. Hal ini untuk memastikan agar tidak terjadi kepanikan, kesalahpahaman maupun tidak terjadi hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap sumber-sumber resmi pemerintah," kata pria yang juga dijuluki sebagai Bapak Blogger Indonesia itu lagi.
Baca juga: Tips terhindar dari informasi salah tentang virus corona di internet

Dia mengungkapkan bahwa saat ini juga sudah ada upaya swadaya dari masyarakat untuk mencoba mengklarifikasi informasi yang beredar dan menjadi penengah terhadap informasi yang krusial dengan membuat platform informatif untuk publik.

"Dari pemerintah seperti Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) itu membuat platform informasi juga, lalu dari swadaya masyarakat seperti Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan dari pemerintah daerah seperti Jabar Saber Hoaks untuk mengklarifikasi informasi yang beredar juga sudah," ujar Enda.

Karena itu, masyarakat sebagai pengguna media sosial, katanya, juga harus bisa melakukan sesuatu dengan cara mendukung pihak-pihak tersebut.

"Jadi mereka melakukan atau membantu penyebaran informasi yang memang kita percaya betul, informasi-informasi resmi, lalu kemudian juga tidak terlalu gampang untuk berkomentar negatif," kata Enda pula.

Enda juga meminta masyarakat jangan terlalu gampang untuk berkomentar negatif terhadap upaya yang telah dilakukan pemerintah saat ini. Kalau merasa kesal atau frustasi boleh saja mengkritik, namun janganlah mengeluarkan pernyataan nyinyir yang terlalu cepat.

"Karena sekarang ini sepertinya kita terlalu mudah dan cepat untuk mengeluarkan kata yang menjelekkan siapa pun seperti kepada presiden atau gubernur yang mana langkah yang telah diambil tentunya dengan niat yang baik. Janganlah menjelekkan usaha-usaha yang sudah dilakukan oleh banyak pihak, baik itu pemerintah, tenaga kesehatan, para dokter dan semua orang yang sedang berusaha untuk mencoba meredam dan membantu semua pihak ini," ujarnya pula.
Baca juga: Raksasa teknologi komitmen perangi penipuan dan misinformasi COVID-19

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020